Wednesday, March 27, 2013

Hahaha


Mimpi yang Lengkap

Bangun tidur, aku mandi dan sarapan. Niatnya hendak ke kampus. Hari ini aku ada janji dengan tukang sepeda untuk pasang back rack, boncengan belakang itu, trus nanti jam 3 sore, ada kelas di math department. Tapi semenjak bangun, aku bersin-bersin tanpa henti, rasanya gejala pilek mulai muncul, mata terasa berat. Kuputuskan kembali tidur.

Saat tidur itu, aku bermimpi, aku bersepeda pulang ke rumah di singkawang (munculnya sepeda karena aku ada janji dengan tukang sepeda), mendapati di halaman belakang rumah ada pohon jeruk. Aku tanya mamaku, "Sejak kapan ada pohon jeruk yang berbuah?" dan dijawab, "udah lama kog. Tuh disitu (sambil nunjuk bangku hitam di beranda) ada 1 yang sudah masak". Aku menoleh dan melihat jeruk mandarin yang biasa impor dari China itu di atas bangku. Aku berseru, "wah, asiknya ada jeruk ini di rumah. Soalnya di australia harganya 10 dollar per kg."

(Kurasa mimpi bagian ini muncul karena aku kemarin ingin membeli jeruk di supermarket, tapi ga jadi karena mahal).

Mimpi tak sampai disitu, selesai menikmati jeruk, aku buru-buru mau pulang ke newcastle, karena aku ingat ada kelas jam 3. Bersepeda sampai newcastle, baru jam 2 sore. Aku diajak teman-teman SMP untuk berenang di kolam renang sebelah rumah disini. (ini muncul kayanya dari pembicaraan teman2 disini yang mau ke pantai).

Nah, sebelum masuk tempat berenang, ada kaya foto booth untuk foto bareng GJFS, sang Master. (ini muncul gara2 GJFS habis ngadain retret di indo dan aku ga bisa ikut ditambah habis lihat souvenir wedding teman koko ku yang berupa foto2 di foto booth)

Lagi asik mau berenang, tiba-tiba kami disuruh berkumpul di tepi, ada ceramah dari Bhante ntah apa namanya. (ini muncul karena semalam aku membahas tentang meditation centre dari plum village yang ada di australia dengan seorang teman)

Setelah itu, aku buru-buru ke kampus untuk ikut kuliah Pak Richard.

Aku terbangun dengan bingung dimana aku berada. Sakti sekali bisa sempat pulang indo, padahal jarak dari aku tidur sampai seminar itu cuman 5 jam. Ngakak sendiri dengan mimpi super lengkap itu. Somehow, kurasa ada benarnya apa yang dikatakan orang-orang, bahwa apa yang terpikirkan bisa dibawa ke alam mimpi. wakkaa.

Transfer Pulsa

Setelah puas ketawa, aku melihat jam, di hp ku baru jam 11.30. Oo, masih keburu makan siang. Kemudian aku mendapati pembicaraan cici dan koko ku di grup soal isi pulsa. Koko ku tak sempat isi pulsa dan perlu menelepon, bertanya apakah cici ku bisa bantu isi. Cici ku bisa bantu isi sekitar jam 4 sore gitu. Dalam keadaan setengah sadar, aku berinisiatif, aku transferin pulsa aza, mentari ku masih ada pulsa.

Kuganti simcard ke mentari dan mengecek, benar! masih ada 30 ribu beberapa ratus. Aku pun mencoba sms ke 151. Aku pikir bisa ku transfer 20ribu, karena minimal pulsa sisa harus 5 ribu. Transfer pulsa ada 2 tahap. 1 kali kita kirim dan mereka balas untuk konfirmasi, trus kita jawab lagi OK, baru transaksi dilaksanakan.

Tahap 1 berlangsung lancar, aku mendapatkan pertanyaan konfirmasi dari mereka. Jadi kulanjutkan untuk menjawab OK dan kukirim balik. Kemudian aku mendapat balasan, "sisa pulsa setelah transfer kurang dari 5 ribu", jadi aku tak bisa transfer. LOH? kenapa? pulsa ku kan 30 ribu tadi. Aku cek pulsa lagi, loh? kog cuman 15 ribu??

Hahaha. Aku baru sadar, aku kalo sms kan kena roaming. 1 sms mungkin 7 ribu-an. Setelah kirim 2 kali, pulsa ku kan emang tinggal 15 ribu. Gimana mau transferin 20 ribu lagi? Aku lupa kalo sms dari sini kena harga mahal.

Demikianlah niat suci ini berakhir dengan membuang 15 ribu secara sia-sia.

Sunday, March 24, 2013

Kekonyolan di Negeri Koko Ala :)

Bukan aju namanya kalo tak mengalami hal konyol di negeri orang. Haha.

Begini ceritanya...

Pena Tak Berujung
Saat membuka rekening, aku mendapatkan souvenir dari bank, salah satunya adalah benda di bawah ini.

Sampai rumah, kukeluarkan benda-benda dari tas, termasuk benda ini. Sekilas terlihat seperti pulpen, jadi kutaruh saja di rak. Sampai satu saat aku membutuhkan pen untuk menulis, aku teringat benda ini. Kuambil dari rak, dan kucoba menarik ujungnya yang ada tangkai itu. Bagaimana pun kutarik, ujungnya tak lepas. Kupikir, "ah! mungkin ini harusnya kuputar." Meskipun memang benda ini tak seperti pen putar. Jadi, wajar saja usaha itu tak membuahkan hasil juga. Kulihat ujung hitam bulat itu, dan kemudian kupikir, "Hm.. mungkin benda ini yang harusnya kutarik, mungkin ujung pen nya ada disebelah sini." Meskipun merasa aneh kenapa tutup pen kog bisa dari karet begitu. Ketika menarik, tampaknya benda ini melekat dengan erat disana, bukan sesuatu yang bisa kulepas.

Lah, lantas, benda apa ini???

Tiba-tiba merasa diri briliant, "Jangan-jangan ini adalah pointer laser!". Aku kembali ke ujung bertangkai itu sambil mencari kemungkinan tombol disana. Kutekan-tekan, tak ada reaksi, jadilah aku menyerah menganggapnya laser. Sempat terpikir aneh juga kenapa kalo laser ujungnya hitam begitu. Alhasil, kugeletakkan saja benda itu di meja dan mengambil pulpen dari tasku.

Siang itu, aku chat dengan seorang teman yang waktu itu membuka rekening bersama. Aku sudah lupa dengan benda itu. Kami membahas indomie, dan kemudian bertanya kepadaku, "kau dapat indomie kemarin dari bank?". Kujawab, "ga ada, aku hanya mendapat sumpitnya doank." Dia tidak dapat sumpit indomie. Dari situ, dia mulai menuliskan souvenir2 yang dia dapatkan dari bank, salah satunya adalah Stylus Iphone/Ipad. Kata ini terdengar asing di telingaku. Jadi aku segera memasukkannya di google images. Dan... Taraaaaaaaa!!! Itulah benda yang dari tadi ku utak-atik itu. Buletan hitam itu yang menghasilkan listrik statis, sehingga jika dipindah-pindah di atas layar, berfungsi seperti jari manusia, terdeteksi dengan baik. Untungnya tidak berhasil kucabut tadi. Huahahaha. Ketika aku memberitahunya bahwa kukira itu pulpen, dia tak sanggup berhenti menertawakanku. Wakakkakakaa. Mene ketehe teknologi canggih itu??? Haha. Terima kasih bank, berkat mu aku mendapatkan pengetahuan baru.

Dayung yang Patah.. 
Kemarin, saat beres-beres rumah, kami membuang benda-benda yang sekiranya tak diperlukan lagi. Banyak benda peninggalan tenant yang dulu, yang masih teronggok di dalam rumah ini. atau benda-benda yang rusak. Nah, pas acara beres-beres itu, temanku mengeluarkan benda seperti di foto di bawah ini (foto di ambil dari google image) untuk dibuang.


Kupikir benda ini sudah rusak, makanya dibuang dia. Dengan polosnya aku bertanya,
"Who did kayaking/rowing? (Emangnya siapa yang di rumah ini yang ikut olahraga dayung?)" Kupikir ini adalah dayung sampan/kayak yang patah.

Serentak seluruh isi rumah tertawa ngakak! "Oh my God! That's Cricket Bat!", kata salah seorang teman. Wakakkaka. Akupun terpaksa ikut ngakak.. Ya ampun!! Dayung dari hongkong!! Haha. Emang mirip kog dayung yang patah.. (teteup kekeuh!) Untuk membenarkan diri, aku mencari gambar dayung di google images.
Dayung dari kayu :)

Mirip ato ngganya, biarlah pemirsa yang menentukannya.. hahaha. *tepokjidatsambilcaritempatngumpet*

Tombol Power yang Menghilang
Pagi ini, aku bangun agak pagi, niatnya mau laundry, sebelum yang lain memakai mesin cucinya. Setelah pilah pilih baju yang mau dicuci, aku pun ke ruangan laundry. Sampai sana, di depanku terdapat benda ini.  (Lagi-lagi benda aneh yang tak kukenali).


Aku membaca semua petunjuk di tiap tombol, tapi aku tak menemukan tombol ON alias tombol powernya dan tombol startnya. Jadilah aku kemudian sibuk mengitari setiap sudut mesin ini, sambil berharap menemukan tombol power dan start. Di depan, di kiri, di kanan, di belakang, tak kutemukan juga. Aku pun kembali ke kamar, meletakkan kembali baju kotorku.

Setelah aga siang, temanku bangun dan aku pun meminta petunjuknya. Ternyata tombol yang paling kanan (paling gede), ditekan masuk dulu, kemudian putar ke pilihan cucian yang kita mau, setelah itu ditarik lagi dan mesin pun beraksi.

Owww.. begitu toh!! Hahaha. Mesin yang pernah kuliat belum ada yang seperti ini. Hehe. Tempat baru, teknologi baru! Mungkin itu namanya, hidup sampai tua, belajar pun sampai tua..

Berasa di Singkawang
Tadi pagi, karena tidak berhasil menggunakan mesin cuci, kuputuskan pergi bersepeda. Hitung-hitung olahraga pagi, sekaligus pemanasan, sebelum bersepeda ke kampus hari Senin nanti. Aku mengambil kunci sepeda kemudian mulailah bersepeda. Awalnya mau pilih jalur yang pendek, hanya puterin gang sebelah. Tapi pas sudah jalan, rasanya terlalu dekat dan tak menantang. Jadi kuputuskan ke arah universitas aza. Belum sampai lampu merah (setengah jalan menuju uni), napasku sudah ngos-ngosan, kuputuskan U-turn di lampu merah dan kembali ke rumah. Suasana jalan seperti di Singkawang. Meluncur ditemani semilir angin, sungguh menyenangkan. Rambut berkibar-kibar, kepala terasa segar. Aku masih tidak menyadari apa yang salah.

Sampai rumah, parkir sepeda, mandi pagi dan sarapan. Saat duduk depan komputer, aku melihat benda aneh di pojok meja. Apa ini? Dua detik kemudian, aku baru ingat, ini kan helm buat sepedaan. ASTAGA!! Aku baru ingat, tadi pagi aku berkeliling dengan sepeda tanpa HELM!! Pantasan berasa kaya Singkawang.. hahahaha. Dalam hati aku berdoa, semoga tidak ada surat tilang yang sampai di kotak pos ku di hari-hari ke depan. Di sini mesti safe-riding, jadi banyak aturan dan mesti pakai helm. Kalau bersepeda terlalu cepat juga bisa didenda.

Home Sweet Home

Sabtu, 23 Maret, aku menghabiskan seharian di rumah, karena memang sudah janji dengan orang rumah untuk membersihkan rumah bersama secara besar-besaran.

Jadi disini aku akan membahas tentang rumahku (ya ampun, baru seminggu udah ngaku-ngaku rumahKU). haha. Tidak apa-apa, landlord tak mengerti bahasa Indonesia sepertinya.

Tampak depan rumahku
Berdiri di depan rumah dan menengok ke sebelah kiri
Berdiri di depan rumah dan menengok ke sebelah kanan
Begitu pintu depan dibuka, akan terlihat cermin seperti dibawah. Di kiri kanan adalah kamar. Di lorong yang ada sepeda itu menuju kamar mandi.
Yang terlihat saat membuka pintu utama
Melangkah lebih jauh, di sebelah kiri akan tampak ruang tamu ataupun ruang TV (whatever you call it) dengan sofa nyaman.

Ruang tamu/tv tempat kami nongkrong bareng
Di sebelah kanan, akan ditemukan dapur. Sebelah kanan foto (tak terliat) ada kulkas :).

Dapur kami :) 
Kalo lurus, di sebelah kanan kalian akan menemukan balkoni kami :). 
Balkoni dr pintu samping

Pemandangan balkoni seutuhnya.
Kalo berdiri di ujung balkoni, kalian akan menemukan pemandangan seperti ini:

Pemandangan sebelah kiri, kebun kami :D
 (yang diolah cuman lahan petak tanpa rumput itu). 

Sebelah kanan ada taman bermain SD dengan padang rumput yang luas.. Asiknyaaa mereka.. 
Rumah yang menyenangkan bukan? Sederhana tapi indah :). Deep bow in gratitude to universe..

PS: 1. foto ruang tamu dan dapur diambil setelah bersih-bersih.
2. Jemuran di balkoni (ntah punya siapa) sudah diangkat, jadi ga disitu lagi. hehe. Balkoni kami juga sudah ditata lebih rapi. Landord menjanjikan kami kursi malas baru untuk balkoni. Kalo sudah datang barangnya baru sekalian update lagi.

Harimau menjadi Anjing..

Jum'at, 22 Maret 2013

Hari ini tidak ke kampus. Aku mendownload beberapa paper dan membacanya di rumah. Ada kerjaan dari Prof ku, cuman karena di kampus belum dapat ruangan, aku belum bisa akses internet disana.

Siang sekitar jam 2 lewat, aku memutuskan ke kampus untuk meminta bantuan temanku untuk print beberapa halaman paper. Lebih enak baca di kertas, daripada dari layar. Aku juga sekalian perlu mengambil sepeda dari kantornya.

Cuaca hari ini terasa sangat panas dan kering. Aku berjalan kaki ke kampus, rasanya hampir pingsan. Perjalanan 29 menit itu pun terasa sangat lama. (yah! karena tau jalan, perjalanan jadi lebih singkat).

Disana, aku mengobrol dengan senior-senior Indo di math, hingga sekitar pukul 6, aku pamit pulang. Aku harus pulang sebelum hari gelap, karena aku baru pertama kali ini membawa sepeda.

Meninggalkan math department, perjalanan begitu lancar. Tanpa mengayuh, sepedaku meluncur hingga halte berikutnya. Aku senang sekali! Jauh lebih cepat dibanding jalan kaki. Tapi dari halte itu menuju lampu merah, perjalanan menanjak yang menyiksa.  Sampai lampu merah, meskipun hanya 4 menit, tapi rasanya napas ku sudah mau putus. Dari lampu merah itu, perjalanan kembali nyaman. Aku meluncur dengan lancar hingga jembatan. Dari situ, menanjak sedikit, aku sudah sampai di gang sebelah. Belok kanan disitu, ternyata disitu tantangannya. Norman street ternyata cukup kejam bentuknya. Menanjak, tidak tajam, tapi sepanjang jalan. Aku mengubah ke gigi paling ringan, tapi rasanya aku tak sanggup lagi. Jantung ku hampir berhenti. Susah payah kuselesaikan perjalanan itu dengan kecepatan nol koma nol sekian meter/ detik. Sampai di jalan rumahku sudah enak, aku tinggal meluncur turun dan menanjak untuk sepotong jalan pendek.

Perjalanan memang jadi lebih cepat, hanya 14 menit. Tiba dirumah, nafasku kembang kempis. Badanku basah kuyup. Ntah jalan nya yang memang monster, atau aku yang super cupu staminanya. Aku tak sanggup ngomong dengan siapa-siapa. Aku duduk bengong di balkoni sambil menenangkan diri, seperti anjing dengan lidah terjulur. Wakkaka. Shio sih emang harimau, begitu naik sepeda, jadi kaya anjing. Tidak terbayang hari Senin nanti, karena kalau ke kampus, nanjaknya jauh lebih dahsyat. Kalau pulang kan arah sebaliknya, dan mayoritas menurun jalannya. Belum lagi bawaan di punggung beda beratnya.

Semoga betis dan otot pundak ku cukup kuat..

Friday, March 22, 2013

First Real Discussion

March 21, 2013

Hari ini aku terbangun jam 7, karena teringat harus menggoreng sayap ayamku. Harus bangun aga awal, supaya sayapnya sempat mencair dulu. (Teteeeeeeeeeeeup aza di otak isinya makanan). Dengan sigap, kupanaskan nasi semalam. Sarapan ku 2 roti dengan selai nutela. Sambil makan, aku menggoreng ayamnya. Setelah ayamnya jadi, aku tak tahan untuk tidak memakannya. Ditemani nasi semangkok, kumasukkan ayam ke perutku. Rasanya lumayanlah, untung dibiarkan semalaman, karena setelah semalaman pun, rasanya tak cukup asin. Kalo digoreng semalam pasti lebih hambar lagi.

Setelah makan, aku membekali diriku nasi dan ayam goreng untuk makan siang. Sebenarnya, hari ini adalah Harmony Day di kampus, jadi ada food stand dari berbagai negara (termasuk indonesia) dan pengunjung boleh mencicip dengan gratis. Tapi aku tetap membawa bekal, just in case porsinya ga pas. wkakaka.

Aku bertemu prof jam 10-an, aku berangkat dengan bis karena aku harus membawa laptop yang berat untuk menunjukkan hasil exercise. Sampai sana, temanku masih di ruangan. Karena yang mau dibahas topik yang sama, jadi temanku diperpanjang hingga jam ku. sebenarnya, kami hanya bertemu 1 jam setiap orang. Jam 11, teman (orang Kuba) yang seharusnya terjadwal tidak memunculkan diri. Karena kosong, prof ku memakai waktunya untuk melanjutkan diskusi. Ohya, prof ku bilang, gambar ku untuk exercise belum cukup banyak, masih ada banyak kemungkinan, jadi dia menyuruhku melanjutkan lagi di rumah, kemudian hingga jam 12 pun, saat teman yang lain lagi (orang Laos) sudah nongol, kami tetap diruangan. Diskusi yang menarik sih, profku sangat bersemangat. Begitu banyak yang harus dicerna otak, sehingga perutku mulai menjerit. Apalagi aku sudah janji dengan teman-teman Indoku untuk lunch di food stand harmony day. Tak tahu caranya menghentikan diskusi. Jam 12.30, untungnya teman Turki minta pamit diri makan siang, jadi kami dikasi break time. Aku pun pamit kabur menuju food stand setelah menitipkan tas laptop yang berat di ruangan temanku. Sampai sana, teman Indo ku sudah pada makan dan hampir semua stand sudah tutup dan bersih-bersih. Aku ke belakang stand indo, ada nasi uduk + rendang kentang + rendang daging. Aku hanya makan nasi dan kentangnya. Aku juga sempat menikmati pertunjukan poco-poco dari teman-teman indo. Beberapa orang luar ikut bergabung dan mereka tampak sangat menikmatinya.
Foto pertunjukan poco-poco dari jarak jauh

Selesai dari situ, aku menuju tempat peminjaman sepeda. Di kampus ku, selama bulan-bulan awal kuliah, setiap Kamis, ada sukarelawan yang membuka stand dekat bank, meminjamkan sepeda untuk mahasiswa. yang mengikuti club sepedanya, dengan deposit 50 dollar dan bisa dipinjam selama mungkin. Kalau sepeda dikembalikan, uang deposit itu akan kembali. Karena malas berjalan kaki, kuputuskan meminjam sepeda hari itu juga. Karena antrian panjang, urusan berbelit-belit, aku menghabiskan waktu cukup lama disitu. Aku tinggalkan sebentar untuk mengurus internet banking. Saat kembali, masih belum juga giliranku. Teman Indo yang tadi bersamaku, memutuskan menungguku di library. Saat tiba giliranku, aku membeli helm (5 dollar), kunci sepeda (2.5 dollar) dan memintanya mengganti stand sepeda ku serta memesan tempat duduk belakang (10 dollar) untuk memudahkan membawa barang2. Orangnya berjanji akan membantuku memasangnya minggu depan.

Belum selesai urusan disitu, aku mendapatkan telpon bahwa teman yang kutitipi laptop sudah mau pulang. Jadi aku berlari kembali ke gedung Engineering untuk mengambil laptop ku. Dari sana, aku ke gedung seberangnya (diantar teman Laos) untuk mengurus kunci ruangan kantor. Aku hari itu dikasitau sudah dapat jatah ruangan. Dari sana, aku kembali ke tempat sepeda. Dengan bawaan super berat itu, rasanya susah untuk bersepeda pulang, mengingat jalan yang turun naik ga karu-karuan. Aku pun mencoba bersepeda ke math department ke markas kami. Ternyata temanku sedang mengajar, jadi kutinggalkan sepeda di luar, berjalan menggeret laptop berat menuju library bertemu teman lain. Dalam perjalanan, seperti biasa ditemani ketersesatan, hingga aku memutuskan aku duduk dan menghabiskan bekal. Setelah itu, kulanjutkan jalan menuju perpustakaan, ditunjukkan jalan oleh 2 orang China yang kutemui di jalan.

1 jam kami di library, kemudian bergerak menuju math department. Ada teman (Pak Jun) yang mau mengantar kami belanja, jadi sepeda kutitipkan dalam ruangan, dan kami berempat pun berangkat menuju shopping center. Hari kamis, toko buka lebih lama. Kami mampir toko Asia, tapi aku tak menemukan barang yang menarik. Aku hanya mengambil sebungkus bihun dan mie Chinese gitu. Padahal aku berharap akan menemukan sambal ABC. Huhu.. Tak ada juga kecap asin dan manis yang kuharapkan. Kami menuju woolworth untuk belanja sayur dan daging.

Selesai belanja, kami mampir ke rumah senior-senior Indonesia. Kami mampir ke rumah Pak Syahrul, Bu Darma dan Mbak Pur yang letaknya belakang shopping center dekat parkiran mobil. Setelah mengobrol, kami mengantar Yodi pulang, mampir masuk liat rumahnya sebentar. Setelah itu, kami kembali ke rumah Pak Jun (yang serumah dengan bu Hera) untuk mengambil tas dan aku pun di antar pulang.

Sampai rumah sudah jam 9 malam. Aku makan ayam goreng yang tersisa dan nasi. Kemudian temanku pulang, habis dari "drink" bareng profku. Dia bilang, prof ku mencemaskan ku. Dari tadi sore meninggalkan ruangannya, ampe jam mereka bertemu lagi untuk minum, aku blm pulang ke rumah. Dia takut kenapa-kenapa dengan aku yang bersepeda hari itu. Jadi merasa ga enak ga mengabari teman serumah ku kalo aku pergi bertamu bareng teman-teman Indo. Segera temanku mengirim email ke prof ku mengabari ku baik-baik di rumah. Ah! Mereka sungguh baik, benar-benar menghadirkan kehangatan untuk ku di tempat nan asing ini. Aku kembali bersyukur. Aku sungguh beruntung. Terima kasih alam semesta..



First Exercise..

March 20, 2013

Bangun pagi dengan badan remuk (see? How old I am!), punggung sakit, otot bisep sakit dan kaki juga sakit. Seperti habis olahraga berat. Aku memutuskan untuk tidak ke kampus. Aku sarapan dengan oatmeal dan susu yang kubeli kemarin. Oatmealnya tidak begitu lembek, karena jenisnya bukan yang instant dan masaknya mungkin ga cukup lama. Kutelan juga semuanya sambil ditemani pisang.

Setelah breakfast, aku kembali tidur. hahaha. What a good life, rasanya tubuh susah digerakkan, lemes lunglai, atau apalah itu istilahnya. Bangun-bangun sudah hampir jam 12, aku chat dengan teman dan meledek-ledek dia yang sudah dapat assignment dari kuliahnya. Aku tidak ada kuliah disini, jadi kupikir aku bebas. Tak lama setelah kejadian, karma ku berbuah. Aku mendapatkan sebuah email dari supervisor, memberikanku exercise pertama.

Begitu membaca email itu, perut langsung berasa lapar. Instead of solving the exercise, aku melangkah ke dapur mencari makan. Aku makan nasi + brokoli sisa semalam + indomie goreng. Setelah kenyang, aku masuk di kamar. Baru mengerjakan beberapa gambar untuk soal 1, aku keluar dan mengupas pir. Belum juga soal 1 selesai, aku keluar lagi mengambil anggur. Teman serumahku tampaknya bingung. Haha. Aku mengerjakan hingga jam makan malam, dengan lapar sepanjang prosesnya. Aku belum juga selesai, dan aku mulai memasak dinner. Kali ini menu spaghetti ayam + jamur dengan bumbu tomat dan basil. Kumasakkan sekalian untuk teman Turki ku karena kemarin2 dia sempat menyediakan makanan untukku. Selain spaghetti, aku juga menyiapkan 2 mangkok kecil salad. Setelah semuanya siap, kami makan malam bersama. Selesai makan, aku mendapati diriku seperti belum makan, sementara dengan porsi yang sama, temanku sudah mengeluh kekenyangan. Jadilah aku mencuci rice cooker baru ku dan memasak nasi.. (ya ampuuun, itu perut apa gentong?). wakakak. You know me lah.. Aku pun mulai membumbui sayap ayam untuk digoreng, kutaruh sebentar, agar bumbu meresap.

Sambil menunggu, aku meneruskan kerjaanku. Mungkin karena berselang aga lama, spaghetti tercerna dan perut ku tidak terlalu lapar lagi. Di samping itu, aku harus mengebut exercise yang harus kukumpulkan besok pagi, jadi karena panik, tak sempat mikir makan lagi. Aku berdiskusi dengan teman serumahku hinggal sekitar jam 11, kemudian aku membiarkan dia tidur, karena besok dia harus bertemu prof ku jam 9 pagi. Aku  sendiri memutuskan berhenti mengerjakan saat sudah jam 11.40 malam. Aku harus istirahat supaya besok jam 10 tidak terlalu capek saat diskusi. Tiba-tiba aku baru saja ingat dengan sayap ayamku yang belum kumasak. Kubuka kulkas, freezer terliat penuh banget, aku tak mungkin memasukkan ayamku. Tapi aku juga tak mungkin menggoreng ayam tengah malam. Akhirnya kususun freezer agar mendapatkan tempat untuk ayamku dan aku beristirahat.

Baru dikasi tugas pertama, aku sudah luntang lantung.  Haha. Panik dot com. Padahal cuman super small exercise kata profnya, untuk pemanasan saja. hehe. Tapi small exercise aza udah mampu mengubahku menjadi monster, menghabiskan separuh stok makanan. LOL. Apalagi tugas akhir?? (haha. jangan dibayangkan :P)


Craving for Rice..

March 19, 2013

Minggu pertama di tempat baru, nampaknya susah mempertahankan stamina. Jadinya blog ini pun tak sempat kuupdate lagi begitu kegiatan dimulai. 

Selasa pagi, aku terbangun dalam ketakutan dan rasa lapar. Perasaan seperti terdampar, kenapa aku disini?Kepala terasa pusing. Usut punya usut, ternyata aku benar-benar merindukan nasi.. (haha. ndeso banget aku..). Merasa diri ini tidak aman karena memang sejak di tiba di rumah ini, aku hanya makan nasi 1 kali. Dalam ketakutan itu, aku ke dapur dan mengambil panci. Mencoba kembali teknik memasak tanpa rice cooker. (aku pernah melakukannya saat summer school di bordeaux dl). 

Ukuran airnya kurang pas nampaknya, jadi setelah aga lama di masak, nasi nya masih aga basah dan lembek. Tapi gapapa, yang penting hati sudah tenang. haha.  Karena belum banyak stok makanan, aku pun membuat telur dadar. Karena garam yang kubeli bentuknya flakes (aku lupa beli alat penghalusnya), jadilah aku tak bisa mengukur tingkat keasinannya. Selain itu, aku juga belum terbiasa dengan garam disini. Jadilah telur dadar dengan keasinan yang kurang. Tapi tidak apa-apa, makan pagi dengan nasi kembali menenangkanku. 

Aku ada janji dengan temanku di kampus hari ini untuk mengurus administrasi. Karena waktu sudah mepet dan rasanya kurang fit, kuputuskan ke kampus dengan bus. Rela tak rela, aku merogoh koin 3.6 dollar. Yah, mahal banget tiket bus disini. Sebelum berangkat, aku dijelaskan peta sekilas oleh teman serumahku. Jalan menuju halte beda dengan rute kemarin. Aku menunggu cukup lama karena aku tak mengecek jadwalnya. Ohya, info penting, kita harus melambaikan tangan kalo kita mau naik bisnya, karena si bis ga berhenti di semua halte. Kalo ada yang mau naik, atau turun, bis baru berhenti. 

Dalam bis, aku menemukan sebuah sign yang lucu, yang kuputuskan untuk diabadikan. 
Plang biru atas: "This bus is limited to carrying 15 standing passengers"
Nyamannya kota ini, bis hanya boleh membawa 15 penumpang yang BERDIRI.  Langsung terbayang bis yang selalu kunaiki di jakarta, yang mungkin bisa memasukkan 15 penumpang hanya di tangga2 dekat pintu. Hahaha. 15 mah ga ada apa-apanya :)). 

Sampai di kampus, aku bertemu teman-temanku. Tempat yang pertama kami pergi adalah tempat untuk mengurus concession (diskon 50% untuk transportasi bagi mahasiswa full time). Sebenarnya kemarin temanku sudah kesana, kata staff nya, dia tak bisa dapat concession. Hari ini kami kesana lagi, aku yang bertanya tentang concession itu, sementara dia mengurus kartu mahasiswa. Kata petugasnya, aku bisa mendapatkan concession setelah enrollment. Janji untuk enrollment ku baru sorenya jam 2.30. Jadi dia hanya membuatkan ku kartu mahasiswa dan kupikir sore setelah enrollment, aku akan kembali mengurus diskon. Temanku hari ini bisa mendapatkan diskon itu, jadi sebuah stiker khusus tertempel di kartu mahasiswa nya. (aneh kan? kemarin dia datang tidak bisa, tapi hari ini jadi bisa). Selesai urusan disitu, kami pergi ke tempat yang menjual tiket bis. Kalo beli per 10 kali, harga bis jatuhnya lebih murah. 28 dollar something. Beda 70-an cent setiap kali, lumayaaan banget itu. Temanku karena dapat concession, membeli tiket yang 1/2 harga, hanya 14 dollar something. Aku belum membeli, karena kupikir akan kulakukan setelah dapat concession sore nanti. 

Selesai urusan itu, saatnya mencari makan siang. Kami memutuskan membeli roti2an di bakery gitu, karena dari kemarin melihat antrian panjang disitu. Mestinya rotinya enak. Kami memilih roll spinach + cheese, harganya 2.5 dollar. Lumayan untuk mengganjal perut (temanku kenyang, aku tidak. haha). Selesai lunch, kami berjalan menuju kantor temanku di math department, yang merupakan markas kami berkumpul, kemudian teman ku pulang karena masih ada urusan di tempat lain. Jam 2 sore, aku memutuskan berjalan menuju tempat enrollment. Aku harus memperhitungkan waktu tersesat juga. Dengan percaya diri, kutolak bantuan temanku yang hendak mengantarku. Bisalah, kan sudah 2-3 kali lewat sana. Begitu start, aku berjalan sekitar 10 menitan hingga aku menemukan diriku kembali ke math department lagi. haha. Ya ampun, baru ditinggal, udah tersesat :P. Aku mengulang lagi dengan path yang lebih kukenal, untungnya aku tiba tepat waktu untuk janjiku. 

Urusan sekitar 1 jam di situ. Setelah enrollment, aku kembali ke tempat diskon bis. Kali ini aku ketemu staff cewe (mungkin sama dengan yang temanku temui kemarin) dan dia mengatakan aku tak bisa mendapatkan diskon. Haha. Aneh kan? Padahal tadi pagi, staff cowo itu bilang aku bisa urus setelah enrollment. Ntah apa yang terjadi dalam beberapa jam itu. Aku sudah capek bolak balik, karena tempat yang kukunjungi agak jauh satu sama lain, jadi aku tak ada energi lagi untuk bernego. Aku meninggalkan tempat itu, dan pergi membeli tiket bis tanpa diskon. Aku perlu pergi berbelanja dan ga mungkin jalan kaki. Sebelum meninggalkan kampus, aku membeli subway. Sudah lemas banget rasanya, energi terkuras. Sayangnya, di subway, aku tidak menemukan roti yang dulu kubeli di eropa. Jadi aku membeli roti honey + ham + cheese + salad + olive + sweet onion sauce (lupa nama saucenya). Aku makan beberapa gigitan dan kemudian naik bis ke jesmond shopping center. aku harus tiba awal sebelum tokonya tutup. 

Aku mengunjungi Big W, untuk mendapatkan rice cooker. Letaknya sama dengan tempat belanja kemarin, tapi dia tutupnya lebih awal, makanya kemarin aku tak mendapatkannya. Rice cooker disini tidak semahal bayanganku, hanya 12.74 dollar untuk ukuran 5 gelas. Padahal aku membayangkan akan sekitar 30-an dollar. Di toko ini aku mendapatkan gantungan baju, ember dan tissue toilet. Sebenarnya ingin membeli deterjen, tapi sesuai nama tokonya, semuanya ukuran super besar. Mengingat bawaan ku yang sudah banyak dan aku perlu berjalan kaki turun naik dari halte bis menuju rumah, kuurungkan membeli deterjen ukuran gaban. Aku ke woolworth membeli yang lebih kecil, sekalian sabun dan shampoo. 

Keluar woolworth, kepalaku berputar-putar. Benar-benar exhausted. Aku duduk di sofa depan woolworth dan kembali mengeluarkan sisa subway ku. Kuhabiskan dan merasa lebih baik. Aku mendapatkan bis pulang tak lama setelah menunggu di halte. Perjalanan dari halte ke rumah terasa benar-benar jauh. Dengan backpack di punggung, tangan kiri dan kanan mengangkat belanjaan, di jalan yang menanjak, rasanya mau dibuang saja belanjaannya. Sampai rumah, napasku putus sambung. Duduk sebentar, aku pun memasak brokoli + ayam dan menghabiskan sebagian sisa nasi yang ada di panci. Tentu saja, malam dirumah selalu diisi ngobrol-ngobrol dengan teman serumah sambil menikmati dinner. Setelah makan, tidak ada lagi energi untuk menulis blog. Setelah itu, aku bersih-bersih diri dan tergeletak tak bergerak di kasur. Hari berlalu begitu cepat.. 

Monday, March 18, 2013

Petualangan di Kampus

Pagi hari, rasanya tidak ingin bangun, padahal jam sudah menunjukkan pukul 8. Kamar dingiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiin sekali, jadi sembunyi di balik bedcover begitu menyenangkan. Niat suci mau bangun jam 6 setiap hari pun gagal maning. Ini gara-gara pintu di balkoni yang tepat di depan kamarku tidak ditutup, jadinya angin masuk lewat celah bawah pintu. (haha. there's always an excuse :P). Aku nya yang salah ngerti sih, teman serumah ku bilang, kalo pintu balkoni jangan di lock, susah bukanya. Nah, kupikir klo kututup itu lock otomatis, jadi aku tak berani tutup. Tadi pagi ketika aku cerita aku dingin, mereka bilang, "harusnya pintu ditutup". OOOO.. boleh ditutup toh?

Sarapan pagi ala bule banget, gara-gara semalam tidak sempat belanja serius. haha. cuman grab and go, karena buru2. 3 slices of bread, 2 with cheese and 1 with chocolate jam + 1 banana. That's it.

Karena udah janji dengan teman mau urus administrasi bersama, aku pun minta bantuan teman serumahku menggambarkan peta. Ketika sewa rumah, dia bilang kalau rumahku DEKAT dengan kampus ku, bisa ditempuh dengan jalan kaki. Berbekal peta yang dia gambar, aku melangkah keluar. Aku ke arah kanan rumah dan berjalan terus. Sempat berhenti sebentar dan agak bingung, tapi kuputuskan terus berjalan. Tapi nama jalannya pun beda dan aku tak ada ide. Aku menghampiri seorang bapak yang tinggal dekat situ, yang baru turun dari mobil. Dia langsung bilang, "you look lost just now". haha. dia melihat ku saat bingung itu. Kujawab dgn polos, "Yes, you're right". Kemudian dia menunjuk ke arah bukit, disitu jalan yang aku mau. hahaha. Aku salah arah booooo. harusnya dari rumah aku ke KIRI, bukan kanan. Nah, setelah aga lama, aku sampai di university drive. Pemandangan di depan berupa jalan yang naik turun, membuat ku berpikir, "kapan gemuknya aku?". Lampu merah tempat aku harus berbelok juga nuuuuun jauh disana. Apanya yang easy walking distance?? Dan taukah saudara-saudara, teman serumah ku itu "MOUNTAIN CLIMBER", jadilah kenapa yang easy bagi dia, sama sekali TAK easy bagiku. setelah 40 menit, aku tiba di tujuan.
University Drive. Di ujung sana sekali, ada traffic light, dan masih separuh jalan :D
Jalan Masuk kampus, see? How green it is :)

Pesan moral: lain kali kalo tanya jarak rumah, tidak hanya durasi jalan kaki, tapi juga profesi si pejalan kaki. hahaha.

Sampailah aku di math department, karena seorang teman Indonesia disana bersedia mengantarku. Aku ke bank untuk buka rekening, kemudian ke grad school office untuk bikin janji enrolment. Dapatnya besok jam 14.30. Di bank, aku juga bertemu temanku, Yodi, yang juga akan memulai PhD nya, tapi di public health dan temannya Bagus dari Canberra. Setelah itu, kami makan siang bersama. Kami beli di kantin, ditraktir Meks (Thanks Meks!). Kami membeli 4 paket chicken schnitzel + kentang goreng dan coke. 1 porsi aza hampir 10 AUD. Mahalnyoooo tak percayooo rasanyooo. Porsinya gede juga sih, aku pun tak sanggup menghabiskannya.
My lunch

Setelah lunch, aku diantar membeli SIM card telepon (yang sampai saat ini belum berhasil kumasukkan ke hp ku) dan kemudian diajak bersilahturahmi dengan beberapa mahasiswa Indonesia yang sedang PhD. 2 di kimia, 3 di fisika. Ohya, pas perjalanan menuju kantin, kami juga sempat bertemu 1 bapak-bapak Indonesia dan 1 teman dari Papua. Dari situ, aku diantar Meks menuju gedungku, school of Electrical engineering and computer science. Kami masuk di Gedung EE, tapi tak ada seorang pun yang kenal supervisorku. Aku pun menelepon dan ternyata mereka di gedung ES. Beruntung sekali hari ini aku diantar, karena kalau tidak, aku pasti akan tersesat di kampusku yang hijau nan lebat itu.

Aku bertemu co-supervisor pertama ku, orang yang hangat. Dia mengenalkan ku pada prof lain juga yang riset di bidang ku. Kami hanya mengobrol sebentar karena dia mesti ngajar. Supervisor ku kebetulan lagi ada urusan di math. Aku duduk di seminar room untuk menunggu sambil membaca buku Thay, karena itu satu2nya buku yang terbawa di tas. Kemudian aku pergi mencari toilet. menurut anak panah, aku harus ke arah kanan, tapi aku mengikuti arah itu, hingga di pintu keluar, aku bahkan tak menemukannya. Ternyata, design toilet nya sama seperti ruang para profesor, jadi ada nomor ruangan dan namanya. Sekilas aku lihat ada nomor, jadi aku tak sadar itu toilet. Tulisan toiletnya: 247 Female. hahaha. Aku dikasitau saat aku bertanya ke seorang cowo yang lewat di lorong itu.

Sekitar jam 4 an, aku bertemu supervisorku. Ternyata prof ku bilang, ada beda di warna list pintunya. Kalo biru itu ruang dosen, kalo putih itu kamar kecil, kalo pink tempat barang2 cleaning, kalo hijau exit. Good to know! Supervisor ku sungguh sangat bersemangat sekali. Di pertemuan pertama saja dia sudah masuk ke topik riset, ini dan itu. Aku yang sudah lapar dan mengantuk pun terpaksa mendengar, sambil berharap dia cepat selesai. hahaha. Jam 6, akhirnya suaminya menjemput dan aku pun di antar pulang ke rumah.

Sampai rumah, aku lapaaaaar sekali. Belum ada stok makanan. Jadi aku makan sisa lunch ku, dan memalak sedikit spaghetti teman turki ku.Kemudian teman yang lain pulang, trus kami bertiga mengobrol-ngobrol.  Sekitar jam 7.30 malam, Meks datang dengan bapak-bapak yang aku ketemu pas ke kantin. Mereka datang untuk mengantar ku berbelanja. Supermarket aga jauh dari rumahku, apalagi kalo mau beli beras dan minyak yang berat, jalan kaki rasanya belum sanggup. Mereka mengantarku dengan mobil. (Thanks again to Meks! Thanks Bapak :) ).

Barang disini mahaaaaaaal sekali. Harga paprika merah 9.48 AUD per kg, sekitar 100 ribu Rp per kg. Box makan sekitar 5.5 AUD. Beras harganya sekitar 2.5 AUD per kg. Daging ayam juga mahal. Kalau beli yang di box, daging paha ayam sekitar 12.5 AUD per kg. Aku beli di bagian yang timbang-timbang, harganya 9.48 AUD per kg. Haizz.. mahal sekali, lebih mahal dibanding harga di eropa menurutku. Bawang putih harganya juga mengerikan, 19 AUD per kg. Yang lebih murah dari Indonesia adalah harga nectarine, hanya 2.18 AUD per kg. Di jakarta, harga segitu hanya dapat 1 nectarine. hehe. Ohya, aku juga menemukan Indomie goreng, harganya sekitar 60 cent per bungkus. hohoh.  Intinya, belanjaan ku hari ini menghabiskan 84.25 AUD. Itu pun aku ga yakin bertahan hingga seminggu. Mungkin lusa aku harus berbelanja lagi. Mengerikan :(
Daftar belanja hari ini yang mahal :(
Ketika hendak pulang, accu mobil bapak yang mengantarku habis. Jadi mobilnya tak bisa distarter. Akhirnya, bapak tersebut terpaksa berjalan kaki ke rumah temannya untuk meminjam mobil dan mengantarku pulang. (terima kasih banyak bapak. Maaf sekali merepotkanmu). Mobilnya sendiri ditinggalkan di parkiran. Aku sampai di rumah pukul 9.

Demikian hari ini pun berlalu. Cepat sekali rasanya. Dan kembali saya mendapatkan begitu banyak bala bantuan. Thanks to universe for all helping hands around me. I feel so blessed.

PS. Fakta baru yang kutemukan kemarin tapi lupa tertulis:
Sandaran kursi dalam kereta
Dalam perjalanan dari Sydney kemarin, aku memilih opsi kereta. Sekilas masuk, keretanya mirip stoptrein di belanda, terutama warna tempat duduknya yang hijau. Yang anehnya adalah, kursinya tidak beraturan, sebagian menghadap searah jalan kereta, ada yang terbalik dan ada yang hadap-hadapan. Tidak ada patternnya begitu. Kalo di belanda, memang begitu, tapi terpola rapi. Karena capek, aku tak peduliin. Beberapa kali terdengar bunyi "bump" kecil tapi tak kuhiraukan, hingga seorang nenek2 didekatku, terlihat berdiri mendorong sandaran kursi. aku awalnya berpikir, tas yang dia bawa terjepit kursi, jadi dia sedang berusaha mengeluarkannya. Tapi ternyata tidak saudara-saudara, sandaran kursi itu bisa di dorong. Jadi yang tadinya kursi hadap depan, begitu sandaran di dorong, kursi jadi menghadap arah sebaliknya. Keren juga teknologi ini, jadi setiap orang bisa memilih arah menghadap. Dulu dibelanda, kadang-kadang aku travel mundur.
Sandaran kursi di kereta
Aturan jalan raya
Baru tau kalau ternyata di Australia memakai aturan yang sama seperti di Indonesia, berjalan di sebelah kiri. Jadi setir mobilnya berada di sebelah kanan juga. Pantas saja beberapa teman bisa memakai SIM Indonesia. Bagiku ini fakta baru, tapi mungkin bagi yang lain, hanya akan berkomentar, "Yaaaah ampun!! kemane aze lo??". hahaha.

Sunday, March 17, 2013

Menginjak Benua ke 4

Seperti tujuan mulia di awal, blog ini dibuat untuk diisi setiap hari, setiap hal yang ingin ditulis selama perjalananku dalam program s3. Karena masih hangat, jadi berusaha mempertahankan niat suci menulis, meskipun sesungguhnya, kesadaran ku tinggal 1 watt.

Ini merupakan perjalananku untuk menginjak benua ke 4, yaitu Australia. Aku lahir di benua asia, menginjakkan kaki di benua eropa di tahun 2008 dan benua amerika 2010. Akhirnya aku berkesempatan menginjakkan kaki di benua Australia.


16 Maret 2013, perjalanan ku dimulai. Aku berangkat dengan pesawat garuda GA 712. Pesawat on time dan aku mendapat posisi 24G (info ga penting).

Aku bepergian sendirian dan aku berpikir untuk berkenalan dengan orang dalam pesawat, biar ada teman ngobrol. Dan ternyata, sebelah kiriku tidak ada penumpang, sementara disebelah kanan ku bapak-bapak serius yang tidak terlihat bisa diajak ngobrol (aku pinjam pulpennya sih buat isi kartu imigrasi, tapi dipinjamkan dengan serius, jadi tak kulanjutkan mengobrol. Lagian kami dipisahkan lorong, aga susah juga kalo mau ngobrol.

Aku dari awal sudah berpikir untuk tidur di pesawat, jam nya juga pas malam, mestinya cepat tertidur, tetapi pas udah dalam pesawat, mata enggan diajak kerja sama. Badan capek tapi tak kunjung tertidur. akhirnya aku menonton movie dengan setengah niat dan tanpa kesadaran. haha. Hanya sempat tertidur 1 jam lebih, akibatnya kepala puyeng. Tapi karena breakfast udah mau diantar, jadi terpaksa bertahan.

Breakfast cukup mengecewakan karena aku berharap mendapatkan nasi ayam, dan ternyata nasi ayamnya habis tepat di dua orang sebelum ku. Haiz!! Terpaksa makan omelet dengan fish nugget gitu. Untungnya omelet garuda cukup asin dan fish nuggetnya juga enak, jadi ga gitu mengecewakan.

Mendekati mendarat, aku bimbang antara ke toilet atau tidak. Biasanya goncangan lebih dahsyat pas landing, dan setelah landing, toilet biasanya udah di lock. Pesawat mendarat tepat waktu, tapi karena ngantri untuk masuk parkiran, jadi kami menunggu aga lama. Nah, pada saat menunggu itu, toilet dibuka kembali. Suara yang ditimbulkan mengundang perhatian sehingga mataku tertuju ke arah toilet dan guess what??? aku melihat seorang cewe cakep berdiri di depan toilet, dan sepertinya aku kenal dia. Buru-buru aku berdiri menghampirinya. Begitu kusapa (aga nekad sih, cuman kalo salah orang tinggal bilang sori), ternyata benar, dia tetangga ku dari Singkawang. Rumah kami saling depan-depanan.

Dia memang bersekolah di Sydney, aku tahu dia lagi di indo, tapi tidak tahu kapan dia balik sydney. Haha. Sebuah kebetulan yang menakjubkan, setelah sekian lama tidak bertemu, akhirnya bertemu di pesawat.

Rasanya aneh juga, saat landing di Sydney, kalimat pertama yang terucap justru kalimat dalam bahasa khek, membuat ku berpikir, ini di luar negeri atau di Singkawang?? Haha. apalagi ketemunya tetangga. LOL.

Acara imigrasi dan custom pun kami lewati berdua. Dia pun tidak menyangka akan bertemu aku di airport. Berhubung dia sudah 1.5 tahun di sydney, perjalanan ke city pun kupasrahkan padanya. Kami memilih taxi karena barang bawaan kami banyak dan berat. Keluar bandara, udara cukup sejuk, tidak seperti yang kudengar, kalo newcastle lagi panas.

Aku memang sudah ada janji dengan seorang teman Singkawang di city. Dan lagi-lagi kebetulan yang lucu, rumah yang ingin kukunjungi hanya di belakang rumah tetangga ku ini. Jadi paslah kami share taxi dan berhenti di tempat yang berdekatan. Sounds funny, but it's real!!


Setelah berpisah, aku pun ke rumah temanku dan menitipkan koper. Hari yang menyenangkan. Menghabiskan setengah hari dengan berbahasa khek di benua lain. Berasa pulang kampung boo.. hahaha. Kami menghabiskan lunch panjang (hampir 2 jam) di restoran thailand gara-gara makanan yang kami pesan kebanyakan.

Salah satu pesanan kami: Nasi dengan pork belly (samchen nyuk).
Enak tapi agak pedes.
Selesai makan, kami menyempatkan diri mengunjungi Darling Harbour, tempat dimana sering diadakan pertunjukan kembang api. Sisa waktu 30 menit sebelum kereta berangkat. Kami kembali ke rumahnya untuk mengambil koper. Teman serumahnya temanku mencarikan info kereta, ada di platform 9 katanya. Kami hanya punya waktu 25 menit untuk sampai di station central (plus beli tiket). Perjalanan ke central biasanya dia tempuh dalam 15 menit. Tapi kali ini 15 menitnya pun harus dikebut meski bawa backpack dan koper.
Aku dan Winny di Darling Harbour
Me @plang Darling Harbour

Perjalanan berakhir ngos2an, rasanya udah tidak kuat lagi. We finally make it, jam 14.10 kami tiba di station dan membeli tiket. Begitu duduk di kereta, tak lama setelah itu, langsung bergerak.

Perjalanan ke newcastle ditempuh dalam 2 jam 40 menit. Aku memberitahu landlord ku tentang keberangkatan ku. Aku juga memberi tahu temanku yang akan menjemput. Landlord menawarkan untuk menjemputku juga, tapi karena udah janji ama teman, jadinya aku tidak mengambil tawaran landlord. Aku memastikan dengan landlord alamat rumahku, dan ternyata selama ini aku salah NOMOR! haha! harusnya no 38, tapi kupikir 36.Gila banget dah, udah tiba masih ga jelas alamatku. hehe. Ohya, temanku yang menjemput pun baik sekali, dia sudah memberitahu di awal, nama station tempat aku berhenti nanti. Mendekati berhenti pun, aku mendapat sms peringatan, supaya tidak terlewat. Thanks Meks!

Saat bertemu, kami berkenalan karena memang selama ini kami kenal lewat dunia maya. Aku pun diantar ke rumah. Di rumah, sudah menunggu seorang kenalan ku (dari dunia maya juga), orang Turki. Karena aku tak pernah liat fotonya, awalnya kupikir dia landlordnya. haha. ternyata bukan, dia temanku. LOL. Selain orang Turki, dirumah ku juga ada seorang cowo Australia yang ramah dan murah senyum.

Aku meliat kamarku, tidak kecil juga. Ukurannya OK dan aku mendapat bedcover!!! Sprei juga sudah tersedia! Warna sprei nya juga colourful, jadi terlihat sangat ceria. Aku hanya meletakkan koperku dan kemudian berkenalan dan ngobrol bentar dengan housematesku. Setelah itu, aku diboyong Meks dan temannya untuk keliling melihat kampus sekalian mencari makan malam.
Kamarku dengan sprei ceria dan gorden yinyang. Haha

Kampus ku besar, hijau nan asri  (kalo ga mau menyebutnya sebagai hutan). Aga mirip dengan kampus UI di depok, hanya saja hutan ini nampak lebih lebat dan naik turun jalannnya. Aku awalnya berniat mengenali jalan, supaya besok bisa jalan untuk urus administrasi. tapi karena pohon dimana-mana sama, jadi at the end, aku tetap clueless, jalan dari rumah ke kampus. LOL. Aku emang tidak jago urusan direction juga sih..

Makan malam, aku membeli makanan di resto chinese gitu (makanannya ternyata asiiiiiiiin banget, melebihi batas toleransiku). aku pun sempat membeli roti, keju, susu di supermarket. Aku diantar Meks dan temannya pulang kerumah dan mereka langsung berangkat ke gereja.

Sampai di rumah, aku melanjutkan obrol2 ku dengan 2 housemates ku. Menikmati balkoni yang sangat menyenangkan, sambil menatap taman dan sebuah SD di belakang rumah kami. Mereka berdua sangat asik. Kami mengobrol cukup lama hingga landlordku tiba. akupun menyelesaikan administrasi. Landlordku juga orangnya sangat menyenangkan, ibu2 muda asal jerman. Urusan sewa rumah juga tidak ribet, tidak pakai bond.

Setelah landlord pergi, kami melanjutkan obrol-obrol di ruang tamu. Sungguh hari yang menakjubkan. Kalau dipikir-pikir, alam semesta sungguh baik. Dalam perjalanan ku seharian ini, aku seperti dikirimkan orang-orang baik yang menemani perjalananku dan juga melindungi ku. Rasa syukur yang mendalam untuk alam semesta yang menakjubkan. Terima kasih semua :).