Saturday, October 12, 2013

Dinner di Kapal..

Aku baru saja selesai mengikuti pertemuan tahunan organisasi matematika se Australia di Sydney. Acaranya di mulai di hari Sabtu (28 Sep) dengan topik "Early Career Research Workshop" di Leura, Blue Mountain. Semua peserta yang mendaftar menginap gratis di Waldorf Leura Garden resort disertai makan malam, pagi dan siang di hari Minggu. Minggu malam acara sambung di University of Sydney.

Kalo yang di Leura itu, ada 3 pembicara yang kasi nasehat dan 3 presentasi berbau akademik. Sementara yang 4 hari di USyd itu, isinya presentasi para prof/student di bidang riset masing-masing.

Puncak acara, biasanya di conference dinner, yang biasanya harus bayar terpisah dan mahal. Tapi kali ini, kurasa sponsornya cukup kencang, jadi biaya conference sudha mencakup biaya dinner. Bagi yang mau bawa pasangan barulah dikenakan biaya tambahan, yakni $93 per orang. Dinnernya kali ini di atas kapal! Aku yang dari dulu penasaran dengan cruise pun jadi semangat 45 menanti dinner.

Kami disuruh berkumpul di Darling Harbour jam 6.30, karena kapalnya akan berlayar dari jam 7 - 10 malam. Cuaca aga berangin dan sedikit sejuk. Sampai di tempat, aku takjub menatap kapalnya.. Waaah. gede dan berlantai-lantai.. haha. Ndeso kali aku.. Tak sabar mau naik rasanya..
Si Kapal
Live music.. 

Jumlah peserta cukup banyak, jadi kami hampir memenuhi seluruh kapal.. Demikian pemandangan di dalam kapal.. Kerennya lagi (menurutku), kapal ini dilengkapi dengan live music! Tapi begitu masuk, aku jadi cemas, teringat kisah Titanic yang ada live music juga. hahaa. (Titanic berlayar dimanaaaaaaaaa, kami dimana.. kekhawatiran tak penting).


Lantai 1
Lantai 2
Kapal pun mulai bergerak... lebih telat 30 menit dari perkiraan. Setelah sekitar 20 menitan, makanan pembuka pun disajikan. Posisi yang kami tempati kurang strategis, karena kami merupakan meja terakhir yang disajikan makan... Makanan pembukanya berupa sayap ayam atas bumbu kari 3 potong, 3 lembar salmon dan 5 potong udang dalam salad. Dan 1 piring ini dimakan berdua. Kurasa kapal ini biasanya dipake untuk dinner yang romantis, sepiring berdua.. Aku bagi dengan cowo di sebelah ku, karena cewe di depanku vegetarian, makanan pembukanya beda. Kebetulan juga, cowo di sebelahnya vegetarian. Saking laparnya, makanan ini tak terfoto..

Sambil makan, kapal bergerak mendekati harbour bridge, melewati di bawahnya dan munculnya si opera house di luar jendela.. 

The Opera House

Pemandangan dr atas kapal
Seru juga sih di dalam kapal.. Tapi beberapa saat, rasanya aga mabok.. (ndeso begini aku, emang tak cocok cruise.. belum 3 jam dah mabok)
Setelah makanan pembuka, tak ada tanda-tanda akan disajikan makanan berikut, jadi aku pun memutuskan untuk ke atas dan menikmati pemandangan. Banyak seagull beterbangan, tapi ga bisa ditangkap kamera ku dalam gelap. Lumayan menyenangkan, aku berjalan mengelilingi kapal.

Tempat nongkrong kali ya..

Di bagian ujung lantai atas (ntah ini depan ato belakang), ada seperti tenda dan tersedia kursi-kursi. Di ujung ini ga begitu rame, ujung sebelahnya rame sekali. Angin cukup kencang saat itu, jadi ga bisa bertahan lama. Selain itu, banyak moth yang beterbangan, membuat tempat ini kurang seronok.



Setelah puas berkeliling, aku mampir di meja supervisorku. Mengobrol sebentar disana dan memutuskan kembali ke mejaku. Karena semua pada kesana - sini, tempat duduk kami pun tertukar-tukar. Kini aku duduk bersebelahan dengan cowo vegetarian. Yang jelas, semua sudah pada kelaparan. Makanan pembukanya tak mengenyangkan. Sampai salah satu teman di meja (dosen salah satu uni sini), menggigit serbet.. Dia berkata, "only stupid people won't get my message that I am starving". LOL.

Main dish vegetarian
Jam 9.15, makanan utama vegetarian mulai disajikan. Makanan tertata menarik, isinya zucchini terong dan paprika klo ga salah. Kami yang non-vegetarian, menatap piring tersebut dengan mupeng.. lapar boo.
Udah ntah berapa botol red wine yang habis di mejaku. (Ohya, aku baru tau, kalo white wine biasanya disajikan dengan botol dalam ember es batu, karena white-wine lebih enak diminum dingin. Sementara klo red wine disajikan begitu saja dengan botolnya.). Kami pun bercanda, kapal ini akan merapat pukul 10 malam, bisa jadi makanan kami ga datang, dan saat kami turun kapal, masing-masing dapat makanan kotak. haha.


Ternyata tidak se hopeless bayangan kami. Jam 9.40, makanan kami disajikan. Pilihannya ayam ato sapi.. Makanan biasa sih.. Kaya ayam panggang dengan mash potato. Karena sudah lapar sekali, kembali makanan ini lupa difoto. hahaha. Begitu datang, langsung HAP! Cowo yang vegetarian yang sudah kenyang duluan bergerak ntah kemana.

Makanan penutup
Jam 9.55, saat kapal sudah sangat dekat dengan pelabuhannya, kami pun mendapatkan dessert. Untuk dessert, meja kami dilayani lebih awal.. (pembuka dan menu utama, meja kami yang terakhir). Dessertnya terlihat enak sekali.. Untuk dessert, sepiring kembali bagi berdua.. Kursi sebelah ku kosong, (aku bahkan lupa kalo si cowo vegetarian itu ada, tapi ntah dimana), jadi aku pun menguasai sepiring dessert. yang kanan, kue coklat itu enak sekali. Yang tengah kurang menarik, aku hanya makan sesendok saja. Yang kanan, enak tapi terlalu manis, aku makan setengah sesuai jatah. Sampai saat itu, cowo sebelah belum nongol juga, jadi bongkahan coklat pun kulahap satu lagi.. Baru selesai masuk mulut, eh, dia nongol dan menanyakan jatah dessert dia.. Err.. rasanya gimanaaaaaaaaa gitu.. Dosen di depan ku langsung bilang, "Dia habisin punya mu (sambil nunjuk aku), padahal kami dah berusaha melarangnya)". Rasanya pengen menghilang.. wakka. Untungnya cowo Hungaria yang disebelah, menyisahkan sepotong kue coklat.. Jadinya, itu yang dikasi ke dia.

Untungnya saat itu kapal sudah merapat. Aku pun bisa kabur menghilang saat itu juga.. wkakkaa. Beberapa meja masih belum kebagian dessert. Kulihat beberapa memilih turun dan pulang tanpa dessert, sementara beberapa bertahan menikmati dessert dalam kapal yang sudah tak berlayar. Haha.

Pengalaman pertama yang menyenangkan.. Tapi membuat ku berpikir apakah aku akan cruise ato tidak suatu hari nanti... Mungkin cruise jauh lebih enak karena lebih banyak space.. kalo kapal ini super padat.. Let's see..




Thursday, October 3, 2013

Sepring hes kham..

Musim dingin telah berlalu dan musim semi pun tiba.. Aku tidak begitu bersemangat menyambut musim semi disini, karena kupikir tidak akan ada bedanya.

Selama musim dingin pun, pohon-pohon dan rerumputan masih terlihat hijau, jadi tidak merasa pergantian musim yang drastis. Tetapi, minggu lalu aku menyadari, ternyata ada beberapa hal kecil yang berubah saat berjalan kaki ke kampus. Rumput-rumput hijau yang biasa kuinjak, kini berbunga! hehe. Aku menyempatkan diri mengambil beberapa foto.
Dekat gedung dept. matematika
Bunga di University Drive
di bawah terik matahari

Bunga dalam kampus










Bebek berteduh..


Meskipun namanya musim semi, tapi cuaca disini moody sekali.. Kadang bisa panas sekali (mencapai 35 derajat) yang diikuti dingin di hari esoknya. Panasnya sangat tidak enak karena kering. Rasanya benar-benar seperti di oven. Kalo jalan kaki ke kampus di jam 9.30 pagi saja, rasanya panas banget dan susah bernapas. Masih enakan panas di Indo kayanya. Tidak hanya manusia yang mencari tempat sejuk, bebek pun berteduh! Bayangkan saja panasnya.. Haha



Mulai Berkebun..

Aku selalu bercuap-cuap kalo ingin berkebun, tapi karena malasku, aku selalu beralasan kalo musim dingin terlalu dingin bagi tanaman untuk tumbuh. Tapi kini, alasan itu tak bisa dipakai lagi..

Tetanggaku, seorang bapak tua umur 82 tahun, sangat suka berkebun. Dia setiap hari menyemangati ku untuk mulai berkebun. Dari cara baik-baik sampai mengejek-ngejekku. Tapi usahanya tak berhasil.

Beberapa minggu lalu, terjadi perubahan bentuk di kebun belakang ku, perubahan yang paling signifikan adalah kemunculan 4 tongkat di pojok petakan, jadi aku berpikir, mungkin sudah ada salah satu anggota rumah mulai berkebun. Jadi, aku pun memakai alasan untuk mencari tahu siapa yang sudah menanam, takut mengambil lahan dia, untuk tidak mulai berkebun. Takutnya dia sudah tanam, eh, kegali ama aku.. hahaha. kan ga lucu toh?

Tapiii, setelah berminggu-minggu, tidak terlihat kemunculan tunas ato apapun. Tanah nya pun kering kerontang tak pernah disiram. Hanya rumput liar yang berkembang sempurna di sana. Sepertinya, orang sebelumnya hanya ke sana sekali saja. Meskipun sampai sekarang tidak tahu siapa yang mengubah kebun. Teman serumah ku yang lain (yang tak berkebun) pun bilang aku mungkin boleh pake kebun itu.

Hal yang benar-benar mendorongku turun ke kebun adalah saat seorang teman di riset grup ku memberiku satu pot serai, tinggal pindahin ke tanah doank. Dia bersepeda dari rumahnya membawa pot itu untukku, setelah mendengar aku memakai serai untuk memasak. Untuk menghargai niat baiknya dan menghindari rasa bersalah, aku tidak boleh tidak menanamnya.

Terong
Untuk mewujudkan cita-cita suci mulia berkebun, aku pun bersepeda di hari Sabtu pagi 2 minggu lalu untuk membeli bibit paprika dan terong dari supermarket.

Aku yang tak pernah menanam pun tidak tahu harus gimana. Alhasil, aku mencangkul tanahnya, menyiramkan sedikit air (karena tanahnya super kering), kemudian menggali lubang yang aga besar, mengeluarkan serai dari pot dan menanamnya ke tanah. Paprika yang kubeli dari supermarket itu satu pot persegi dengan ukuran sekitar 5 cm x 10cm x 5 cm, isinya ada beberapa. Jadi aku harus memisahkan mereka satu-satu supaya bisa ditanam berjarak. Demikian juga terongnya. Saat memisahkan mereka, aku seperti membagi brownies. hahaha. Tukang makan emang susah, apapun yang dikerjain rasanya berhubungan dengan makanan. LOL. Karena takut lupa mana tanaman apa, dan takut dicabut orang lain disangka rumput-rumputan, Kartu namanya pun sekalian kutanam. hahaha.
Serai
Capsicum/Paprika

Terlihat aku kurang rajin, karena di sekitar tanaman ku masih ada rumput-rumputnya. LOL.

Aku yang bukan tukang kebun telaten hanya bisa berdoa, semoga alam semesta melindungi tanaman-tanaman itu supaya bisa tumbuh dan berbuah. hahaha.



Keesokan harinya, dengan bangga kulaporkan pada kakek sebelah kalo aku dah menanam sesuatu di kebun. Sebagai penghargaan, aku diberi hasil kebunnya.. hahah. emang benar, kebun tetangga selalu lebih hijau! Semua yang dikasih itu fresh, petik di tempat. Pisangnya enaaak banget.. sebenarnya pisangnya kaya pisang indo biasa, tapi di sini susah ditemukan. Pisang di supermarket itu kuningnya di rak, teksturnya beda.

Jarahan kebun sebelah
Terima kasih kakek tetangga.. Semoga suatu hari aku akan berkesempatan mengulurkan hasil kebunku padanya.. hehe.