Sunday, April 14, 2013

14 April 2013- Berakhirnya Kutukan Hijau..

Salah satu teman serumahku selalu berkomentar kalau aku tidak pernah mengkonsumsi sayur hijau.. Hm.. Sebenarnya tidak juga sih, soalnya aku makan brokoli beberapa kali, sawi dan sayur hijau yang biasa dipakai untuk nasgor tek tek. Hanya saja, dia tidak pernah melihatku makan sayuran hijau. Setiap kali di rumah dan kalau kami memasak barengan, selalu bertepatan menuku lagi tidak hijau (sup kentang wortel, spaghetti isi brokoli jamur, etc). Trus setiap kali aku memasak yang hijau, dia selalu tidak di rumah. Untuk itu, dia selalu meledekku tiap aku makan, "No green", "you have never eaten anything green?", "your food is either red, yellow, orange, but not green". Di setiap makannya selalu ada yang hijau.

Suatu hari, aku memasak sawi untuk makan malam dan aku pikir kali ini dia akan berhenti berkomentar. Setelah sawiku jadi, teman serumahku ini belum juga balik. Aku mulai makan, dan begitu aku selesai makan, dia tiba. Hari itu dia lembur. hahaa. Benar-benar tidak jodoh dengan makanan hijauku. Teman yang lain memberitahu dia kalo aku barusan makan sayur hijau, malangnya dia menolak untuk percaya tanpa melihatnya sendiri. 

Beberapa kali, saat aku sudah mengeluarkan sayur hijau untuk dimasak, begitu dia pulang, selalu ada aza halangan aku masak. Kadang aku terlalu capek setelah bersepeda pulang, jadi aku hanya makan malam dengan daging yang kumasak di pagi hari atau sehari sebelumnya. Atau kadang aku memasak indomie saja. 

Hingga aku menyimpulkan, mungkin ada sejenis kutukan. Begitu dia di rumah, aku tak bisa memasak yang hijau. Aku bilang ke dia, aku tahu cara menjauhkannya dari rumah, yaitu: aku memasak sayuran hijau. hahaha. 

Sebenarnya komennya hanya bercanda, karena dia orang iseng. Suatu hari, kami ke supermarket bersama dan dia mengawasiku membeli sesuatu yang hijau, tetap aza dia tak pernah meliatku makan hijau. Kadang dia bilang, "tunggu saja kentang mu sampai berubah hijau". hahaa. Saking isengnya dia, dia akan memberiku sebiji skittles hijau (rasa apel) ke dalam dinner ku, berusaha memberi nuansa hijau. Bayangkan saja, aku makan indomie goreng dengan skittles sebiji. Ampun dah..
Permen buah super manis..
Akhirnya, hari ini kutukannya berakhir. Dia melihatku makan brokoli.. Yihaaa!! Puas sekali rasanya makan hijau depan dia.. Aku bilang, kutukan tampaknya sudah berakhir.. (Fyi, Tadi pas lagi oseng2 brokoli hampir aza wajan ku jatuh. Kalo jatuh, benar-benar ada kutukan sepertinya.). 

Brokoli HIJAU plus wortel dan ikan :) dengan kepala dia di balik kotak yoghurt
Aku bilang ke dia, hari ini harus diingat dengan baik, 14 April 2013, dia melihatku makan sayur hijau. Haha. Harus kuabadikan foto makananku bersama dia di dalamnya.. LOL. Blog super ga penting :P

Thursday, April 4, 2013

Pojok Spiritual..

Hidup harus seimbang, lahir dan batin.. Jadi, selain persiapan belajar untuk otak (yang isinya ga ada apa-apa), aku juga berusaha menyeimbangkan dengan isi batin (tampaknya ini juga tak ada isinya). Untuk membangun suasana, aku menyediakan pojok-pojok spiritual di kamar.

Aku cukup beruntung karena dibekali teman-teman komponen yang berbeda dan cukup komplit.
Dimulai dengan pojokan utama (aku tak mau menyebutnya altar karena terkesan formal dan suci sekali), terdiri dari "Travel Altar" yang dihadiahkan teman-teman Serenity, yang berisi kutipan tulisan Thay (Thich Nhat Hanh), Patung Buddha dari kayu merupakan pemberian Sunil (teman India ku dulu di Belanda) saat ulang tahunku, sebelah kiri ada foto Shifu Guojun Fashi, yang dikasi ciciku, sebelah kanan ada gambar Boddhisatva Avalokitesvara yang kudapatkan dari ciciku, kaligrafi “平安” di bawahnya merupakan pemberian GuoYuan Fashi saat kami bertemu di airport, dan terakhir sebuah persegi batu kecil di depan patung Buddha yang merupakan tempat menancap dupa, yang dulu diberikan Martin, temanku dari Montenegro.
Pojokan Utama
Dibawah pojokan ini, kutempatkan kaligrafi pemberian ChiChern Fashi, dan sebuah pembatas buku yang berisi kaligrafi juga dan Heart sutra. Sebelah kaligrafi itu, ada pesan hangat dari teman-teman di Serenity..
Kaligrafi Chi Chern Fa Shi dan pesan Serenity
Selain itu, aku juga dibekali buku-buku Zen oleh Ko Charly, yang kuletakkan di pojokan yang berbeda. Dua buku Thay di depan dan belakang dan dua buku Master ShengYen di tengahnya. 

Buku Dharma..
Tak lupa juga temanku, si empuk berikut ini..
Cushion, the silent buddy :)
Hampir semua komponen di pojok-pojok ini gretongan.. Teman-teman takut aku ke jalan yang tak benar, jadi aku dilengkapi semua peralatan ini. Semoga niat baik mereka tidak kusia-siakan.. Aku bertekad untuk berlatih demi manfaat semua makhluk.. Sadhu sadhu sadhu.. 

Kalau dengan semua mindfulness bell ini aku masih tak berlatih, memang "Terlalu!" kata bang Rhoma.. haha

(mungkin orang akan bertanya, aku ke sini untuk sekolah atau bertapa??)

Salah Pilih..

Setelah diberikan semua alat "perang", aku pun terpikir untuk melengkapkan diri ku dengan dupa, karena aku juga punya tempat nancapnya. Tidak mesti dupa klenteng sih, dupa aroma terapi juga OK. Jadi, pergilah aku ke supermarket, kebetulan ada yang jual dupa. Kupilih yang beraroma lavender (sekalian usir nyamuk) seperti gambar dibawah ini.. 
Dupa lavender.
Capgo pertama disini, kunyalakan dupa ini. Dan ternyata... Aroma lavender nya super harum dan super kuat.. Orang sini mungkin menyebutnya, super seterong!!! Asap menggepul di dalam kamar, kepalaku pun pusing. Aku segera buka pintu, buka jendela dan menyalakan kipas angin ke posisi paling kenceng. Kutinggalkan kamar ku segera untuk menyelamatkan diri. Aku menghabiskan seharian di balkoni. 

Malamnya, ketika aku masuk, aromanya masih bertahan.. Kepala ku pusing.. Akhirnya kuputuskan tidur dengan jendela terbuka dan kipas angin menyala. Malangnya udara malam yang dingin membuat ku kedinginan.. Tapi kalo tutup jendela ato mematikan kipas, aroma lavendernya menusuk hidung. Satu malam kupikir tidak jadi masalah.. 

Keesokan harinya, aku harus ke kampus, jadi kutinggalkan kamar tetap dengan jendela terbuka dan kipas angin menyala. Sore ketika aku pulang dari kampus, aromanya masih disana.. huaaaaaaaaa. Malam hari kulalui dengan kedinginan lagi.. 

Hari berikutnya, aromanya tak mau pergi-pergi.. aku bingung, kenapa bisa begini??? padahal sudah hari ketiga. Terpaksa kedinginan semalaman lagi.. 

Hari ke empat, aku bersin tanpa henti.. Aroma hilang, pilek pun datang. Aku tepar. Hari itu aku tidur seharian, kepala berat, hidung mampet. Untungnya aromanya berakhir.. Tobat dah dengan dupa itu, tak bakal kunyalakan lagi.. Benar-benar salah pilih.. Mungkin karena niatku ga benar, hanya mau usir nyamuk, akibatnya aku pun ikutan terusir dari kamar.. (Jangan-jangan aku nyamuk ya?). hahaha. Who knows...