Thursday, April 4, 2013

Pojok Spiritual..

Hidup harus seimbang, lahir dan batin.. Jadi, selain persiapan belajar untuk otak (yang isinya ga ada apa-apa), aku juga berusaha menyeimbangkan dengan isi batin (tampaknya ini juga tak ada isinya). Untuk membangun suasana, aku menyediakan pojok-pojok spiritual di kamar.

Aku cukup beruntung karena dibekali teman-teman komponen yang berbeda dan cukup komplit.
Dimulai dengan pojokan utama (aku tak mau menyebutnya altar karena terkesan formal dan suci sekali), terdiri dari "Travel Altar" yang dihadiahkan teman-teman Serenity, yang berisi kutipan tulisan Thay (Thich Nhat Hanh), Patung Buddha dari kayu merupakan pemberian Sunil (teman India ku dulu di Belanda) saat ulang tahunku, sebelah kiri ada foto Shifu Guojun Fashi, yang dikasi ciciku, sebelah kanan ada gambar Boddhisatva Avalokitesvara yang kudapatkan dari ciciku, kaligrafi “平安” di bawahnya merupakan pemberian GuoYuan Fashi saat kami bertemu di airport, dan terakhir sebuah persegi batu kecil di depan patung Buddha yang merupakan tempat menancap dupa, yang dulu diberikan Martin, temanku dari Montenegro.
Pojokan Utama
Dibawah pojokan ini, kutempatkan kaligrafi pemberian ChiChern Fashi, dan sebuah pembatas buku yang berisi kaligrafi juga dan Heart sutra. Sebelah kaligrafi itu, ada pesan hangat dari teman-teman di Serenity..
Kaligrafi Chi Chern Fa Shi dan pesan Serenity
Selain itu, aku juga dibekali buku-buku Zen oleh Ko Charly, yang kuletakkan di pojokan yang berbeda. Dua buku Thay di depan dan belakang dan dua buku Master ShengYen di tengahnya. 

Buku Dharma..
Tak lupa juga temanku, si empuk berikut ini..
Cushion, the silent buddy :)
Hampir semua komponen di pojok-pojok ini gretongan.. Teman-teman takut aku ke jalan yang tak benar, jadi aku dilengkapi semua peralatan ini. Semoga niat baik mereka tidak kusia-siakan.. Aku bertekad untuk berlatih demi manfaat semua makhluk.. Sadhu sadhu sadhu.. 

Kalau dengan semua mindfulness bell ini aku masih tak berlatih, memang "Terlalu!" kata bang Rhoma.. haha

(mungkin orang akan bertanya, aku ke sini untuk sekolah atau bertapa??)

Salah Pilih..

Setelah diberikan semua alat "perang", aku pun terpikir untuk melengkapkan diri ku dengan dupa, karena aku juga punya tempat nancapnya. Tidak mesti dupa klenteng sih, dupa aroma terapi juga OK. Jadi, pergilah aku ke supermarket, kebetulan ada yang jual dupa. Kupilih yang beraroma lavender (sekalian usir nyamuk) seperti gambar dibawah ini.. 
Dupa lavender.
Capgo pertama disini, kunyalakan dupa ini. Dan ternyata... Aroma lavender nya super harum dan super kuat.. Orang sini mungkin menyebutnya, super seterong!!! Asap menggepul di dalam kamar, kepalaku pun pusing. Aku segera buka pintu, buka jendela dan menyalakan kipas angin ke posisi paling kenceng. Kutinggalkan kamar ku segera untuk menyelamatkan diri. Aku menghabiskan seharian di balkoni. 

Malamnya, ketika aku masuk, aromanya masih bertahan.. Kepala ku pusing.. Akhirnya kuputuskan tidur dengan jendela terbuka dan kipas angin menyala. Malangnya udara malam yang dingin membuat ku kedinginan.. Tapi kalo tutup jendela ato mematikan kipas, aroma lavendernya menusuk hidung. Satu malam kupikir tidak jadi masalah.. 

Keesokan harinya, aku harus ke kampus, jadi kutinggalkan kamar tetap dengan jendela terbuka dan kipas angin menyala. Sore ketika aku pulang dari kampus, aromanya masih disana.. huaaaaaaaaa. Malam hari kulalui dengan kedinginan lagi.. 

Hari berikutnya, aromanya tak mau pergi-pergi.. aku bingung, kenapa bisa begini??? padahal sudah hari ketiga. Terpaksa kedinginan semalaman lagi.. 

Hari ke empat, aku bersin tanpa henti.. Aroma hilang, pilek pun datang. Aku tepar. Hari itu aku tidur seharian, kepala berat, hidung mampet. Untungnya aromanya berakhir.. Tobat dah dengan dupa itu, tak bakal kunyalakan lagi.. Benar-benar salah pilih.. Mungkin karena niatku ga benar, hanya mau usir nyamuk, akibatnya aku pun ikutan terusir dari kamar.. (Jangan-jangan aku nyamuk ya?). hahaha. Who knows...


No comments:

Post a Comment