Saturday, October 12, 2013

Dinner di Kapal..

Aku baru saja selesai mengikuti pertemuan tahunan organisasi matematika se Australia di Sydney. Acaranya di mulai di hari Sabtu (28 Sep) dengan topik "Early Career Research Workshop" di Leura, Blue Mountain. Semua peserta yang mendaftar menginap gratis di Waldorf Leura Garden resort disertai makan malam, pagi dan siang di hari Minggu. Minggu malam acara sambung di University of Sydney.

Kalo yang di Leura itu, ada 3 pembicara yang kasi nasehat dan 3 presentasi berbau akademik. Sementara yang 4 hari di USyd itu, isinya presentasi para prof/student di bidang riset masing-masing.

Puncak acara, biasanya di conference dinner, yang biasanya harus bayar terpisah dan mahal. Tapi kali ini, kurasa sponsornya cukup kencang, jadi biaya conference sudha mencakup biaya dinner. Bagi yang mau bawa pasangan barulah dikenakan biaya tambahan, yakni $93 per orang. Dinnernya kali ini di atas kapal! Aku yang dari dulu penasaran dengan cruise pun jadi semangat 45 menanti dinner.

Kami disuruh berkumpul di Darling Harbour jam 6.30, karena kapalnya akan berlayar dari jam 7 - 10 malam. Cuaca aga berangin dan sedikit sejuk. Sampai di tempat, aku takjub menatap kapalnya.. Waaah. gede dan berlantai-lantai.. haha. Ndeso kali aku.. Tak sabar mau naik rasanya..
Si Kapal
Live music.. 

Jumlah peserta cukup banyak, jadi kami hampir memenuhi seluruh kapal.. Demikian pemandangan di dalam kapal.. Kerennya lagi (menurutku), kapal ini dilengkapi dengan live music! Tapi begitu masuk, aku jadi cemas, teringat kisah Titanic yang ada live music juga. hahaa. (Titanic berlayar dimanaaaaaaaaa, kami dimana.. kekhawatiran tak penting).


Lantai 1
Lantai 2
Kapal pun mulai bergerak... lebih telat 30 menit dari perkiraan. Setelah sekitar 20 menitan, makanan pembuka pun disajikan. Posisi yang kami tempati kurang strategis, karena kami merupakan meja terakhir yang disajikan makan... Makanan pembukanya berupa sayap ayam atas bumbu kari 3 potong, 3 lembar salmon dan 5 potong udang dalam salad. Dan 1 piring ini dimakan berdua. Kurasa kapal ini biasanya dipake untuk dinner yang romantis, sepiring berdua.. Aku bagi dengan cowo di sebelah ku, karena cewe di depanku vegetarian, makanan pembukanya beda. Kebetulan juga, cowo di sebelahnya vegetarian. Saking laparnya, makanan ini tak terfoto..

Sambil makan, kapal bergerak mendekati harbour bridge, melewati di bawahnya dan munculnya si opera house di luar jendela.. 

The Opera House

Pemandangan dr atas kapal
Seru juga sih di dalam kapal.. Tapi beberapa saat, rasanya aga mabok.. (ndeso begini aku, emang tak cocok cruise.. belum 3 jam dah mabok)
Setelah makanan pembuka, tak ada tanda-tanda akan disajikan makanan berikut, jadi aku pun memutuskan untuk ke atas dan menikmati pemandangan. Banyak seagull beterbangan, tapi ga bisa ditangkap kamera ku dalam gelap. Lumayan menyenangkan, aku berjalan mengelilingi kapal.

Tempat nongkrong kali ya..

Di bagian ujung lantai atas (ntah ini depan ato belakang), ada seperti tenda dan tersedia kursi-kursi. Di ujung ini ga begitu rame, ujung sebelahnya rame sekali. Angin cukup kencang saat itu, jadi ga bisa bertahan lama. Selain itu, banyak moth yang beterbangan, membuat tempat ini kurang seronok.



Setelah puas berkeliling, aku mampir di meja supervisorku. Mengobrol sebentar disana dan memutuskan kembali ke mejaku. Karena semua pada kesana - sini, tempat duduk kami pun tertukar-tukar. Kini aku duduk bersebelahan dengan cowo vegetarian. Yang jelas, semua sudah pada kelaparan. Makanan pembukanya tak mengenyangkan. Sampai salah satu teman di meja (dosen salah satu uni sini), menggigit serbet.. Dia berkata, "only stupid people won't get my message that I am starving". LOL.

Main dish vegetarian
Jam 9.15, makanan utama vegetarian mulai disajikan. Makanan tertata menarik, isinya zucchini terong dan paprika klo ga salah. Kami yang non-vegetarian, menatap piring tersebut dengan mupeng.. lapar boo.
Udah ntah berapa botol red wine yang habis di mejaku. (Ohya, aku baru tau, kalo white wine biasanya disajikan dengan botol dalam ember es batu, karena white-wine lebih enak diminum dingin. Sementara klo red wine disajikan begitu saja dengan botolnya.). Kami pun bercanda, kapal ini akan merapat pukul 10 malam, bisa jadi makanan kami ga datang, dan saat kami turun kapal, masing-masing dapat makanan kotak. haha.


Ternyata tidak se hopeless bayangan kami. Jam 9.40, makanan kami disajikan. Pilihannya ayam ato sapi.. Makanan biasa sih.. Kaya ayam panggang dengan mash potato. Karena sudah lapar sekali, kembali makanan ini lupa difoto. hahaha. Begitu datang, langsung HAP! Cowo yang vegetarian yang sudah kenyang duluan bergerak ntah kemana.

Makanan penutup
Jam 9.55, saat kapal sudah sangat dekat dengan pelabuhannya, kami pun mendapatkan dessert. Untuk dessert, meja kami dilayani lebih awal.. (pembuka dan menu utama, meja kami yang terakhir). Dessertnya terlihat enak sekali.. Untuk dessert, sepiring kembali bagi berdua.. Kursi sebelah ku kosong, (aku bahkan lupa kalo si cowo vegetarian itu ada, tapi ntah dimana), jadi aku pun menguasai sepiring dessert. yang kanan, kue coklat itu enak sekali. Yang tengah kurang menarik, aku hanya makan sesendok saja. Yang kanan, enak tapi terlalu manis, aku makan setengah sesuai jatah. Sampai saat itu, cowo sebelah belum nongol juga, jadi bongkahan coklat pun kulahap satu lagi.. Baru selesai masuk mulut, eh, dia nongol dan menanyakan jatah dessert dia.. Err.. rasanya gimanaaaaaaaaa gitu.. Dosen di depan ku langsung bilang, "Dia habisin punya mu (sambil nunjuk aku), padahal kami dah berusaha melarangnya)". Rasanya pengen menghilang.. wakka. Untungnya cowo Hungaria yang disebelah, menyisahkan sepotong kue coklat.. Jadinya, itu yang dikasi ke dia.

Untungnya saat itu kapal sudah merapat. Aku pun bisa kabur menghilang saat itu juga.. wkakkaa. Beberapa meja masih belum kebagian dessert. Kulihat beberapa memilih turun dan pulang tanpa dessert, sementara beberapa bertahan menikmati dessert dalam kapal yang sudah tak berlayar. Haha.

Pengalaman pertama yang menyenangkan.. Tapi membuat ku berpikir apakah aku akan cruise ato tidak suatu hari nanti... Mungkin cruise jauh lebih enak karena lebih banyak space.. kalo kapal ini super padat.. Let's see..




Thursday, October 3, 2013

Sepring hes kham..

Musim dingin telah berlalu dan musim semi pun tiba.. Aku tidak begitu bersemangat menyambut musim semi disini, karena kupikir tidak akan ada bedanya.

Selama musim dingin pun, pohon-pohon dan rerumputan masih terlihat hijau, jadi tidak merasa pergantian musim yang drastis. Tetapi, minggu lalu aku menyadari, ternyata ada beberapa hal kecil yang berubah saat berjalan kaki ke kampus. Rumput-rumput hijau yang biasa kuinjak, kini berbunga! hehe. Aku menyempatkan diri mengambil beberapa foto.
Dekat gedung dept. matematika
Bunga di University Drive
di bawah terik matahari

Bunga dalam kampus










Bebek berteduh..


Meskipun namanya musim semi, tapi cuaca disini moody sekali.. Kadang bisa panas sekali (mencapai 35 derajat) yang diikuti dingin di hari esoknya. Panasnya sangat tidak enak karena kering. Rasanya benar-benar seperti di oven. Kalo jalan kaki ke kampus di jam 9.30 pagi saja, rasanya panas banget dan susah bernapas. Masih enakan panas di Indo kayanya. Tidak hanya manusia yang mencari tempat sejuk, bebek pun berteduh! Bayangkan saja panasnya.. Haha



Mulai Berkebun..

Aku selalu bercuap-cuap kalo ingin berkebun, tapi karena malasku, aku selalu beralasan kalo musim dingin terlalu dingin bagi tanaman untuk tumbuh. Tapi kini, alasan itu tak bisa dipakai lagi..

Tetanggaku, seorang bapak tua umur 82 tahun, sangat suka berkebun. Dia setiap hari menyemangati ku untuk mulai berkebun. Dari cara baik-baik sampai mengejek-ngejekku. Tapi usahanya tak berhasil.

Beberapa minggu lalu, terjadi perubahan bentuk di kebun belakang ku, perubahan yang paling signifikan adalah kemunculan 4 tongkat di pojok petakan, jadi aku berpikir, mungkin sudah ada salah satu anggota rumah mulai berkebun. Jadi, aku pun memakai alasan untuk mencari tahu siapa yang sudah menanam, takut mengambil lahan dia, untuk tidak mulai berkebun. Takutnya dia sudah tanam, eh, kegali ama aku.. hahaha. kan ga lucu toh?

Tapiii, setelah berminggu-minggu, tidak terlihat kemunculan tunas ato apapun. Tanah nya pun kering kerontang tak pernah disiram. Hanya rumput liar yang berkembang sempurna di sana. Sepertinya, orang sebelumnya hanya ke sana sekali saja. Meskipun sampai sekarang tidak tahu siapa yang mengubah kebun. Teman serumah ku yang lain (yang tak berkebun) pun bilang aku mungkin boleh pake kebun itu.

Hal yang benar-benar mendorongku turun ke kebun adalah saat seorang teman di riset grup ku memberiku satu pot serai, tinggal pindahin ke tanah doank. Dia bersepeda dari rumahnya membawa pot itu untukku, setelah mendengar aku memakai serai untuk memasak. Untuk menghargai niat baiknya dan menghindari rasa bersalah, aku tidak boleh tidak menanamnya.

Terong
Untuk mewujudkan cita-cita suci mulia berkebun, aku pun bersepeda di hari Sabtu pagi 2 minggu lalu untuk membeli bibit paprika dan terong dari supermarket.

Aku yang tak pernah menanam pun tidak tahu harus gimana. Alhasil, aku mencangkul tanahnya, menyiramkan sedikit air (karena tanahnya super kering), kemudian menggali lubang yang aga besar, mengeluarkan serai dari pot dan menanamnya ke tanah. Paprika yang kubeli dari supermarket itu satu pot persegi dengan ukuran sekitar 5 cm x 10cm x 5 cm, isinya ada beberapa. Jadi aku harus memisahkan mereka satu-satu supaya bisa ditanam berjarak. Demikian juga terongnya. Saat memisahkan mereka, aku seperti membagi brownies. hahaha. Tukang makan emang susah, apapun yang dikerjain rasanya berhubungan dengan makanan. LOL. Karena takut lupa mana tanaman apa, dan takut dicabut orang lain disangka rumput-rumputan, Kartu namanya pun sekalian kutanam. hahaha.
Serai
Capsicum/Paprika

Terlihat aku kurang rajin, karena di sekitar tanaman ku masih ada rumput-rumputnya. LOL.

Aku yang bukan tukang kebun telaten hanya bisa berdoa, semoga alam semesta melindungi tanaman-tanaman itu supaya bisa tumbuh dan berbuah. hahaha.



Keesokan harinya, dengan bangga kulaporkan pada kakek sebelah kalo aku dah menanam sesuatu di kebun. Sebagai penghargaan, aku diberi hasil kebunnya.. hahah. emang benar, kebun tetangga selalu lebih hijau! Semua yang dikasih itu fresh, petik di tempat. Pisangnya enaaak banget.. sebenarnya pisangnya kaya pisang indo biasa, tapi di sini susah ditemukan. Pisang di supermarket itu kuningnya di rak, teksturnya beda.

Jarahan kebun sebelah
Terima kasih kakek tetangga.. Semoga suatu hari aku akan berkesempatan mengulurkan hasil kebunku padanya.. hehe.

Saturday, September 7, 2013

Serba-serbi Australia

Tulisan ini sudah lama ingin kutulis, tepatnya pas awal-awal sampai disini. Tapi ntah kenapa ampe sekarang ga jadi-jadi.. Aku akan menceritakan sedikit kebiasaan di sini.

       The greetings.

Orang-orang disini akan saling menyapa kalo bertemu, terlepas dari kenal ato tak kenal. Sama seperti di Prancis, dimana kita harus mengucap “bonjour” ke semua orang yang di temui. Uniknya, disini tidak hanya mengucap “Hello”, tapi mereka akan menyapa dengan,
“Hi, how’s it going?” (bacanya cepat terdengar: how sit going?)

Aku di awal kedatangan, tidak menangkap apa maksud mereka. Aku hanya menyapa sesuai caraku, kadang “hello”, kadang “morning”. Setelah aga lama, aku baru ngeh sapaan mereka. Awalnya aga takjub karena terdengar akrab gitu ampe nanya kabar, tapiiii ternyata mereka menanyakan “how’s it going “ nya itu hanya sekedar lalu, tanpa niat gitu.

Pernah satu kali, aku berpapasan dengan seseoran dan dia berkata dengan cepat, “Hi, how’s it going?” Aku baru menjawab, “fine”, dia sudah berada di belakang ku.. hahaha. NIAT GA SEH??? Jawab sapaan mesti kaya cerdas cermat. Orang-orang sini akan menjawab dengan cepat, “not bad, thanks, yourself?” ato “good, thanks, yourself?” Jarang terdengar orang menjawab fine.

Perlu waktu yang lama utk belajar jawaban sapaan mereka. Kadang aku terbata-bata jawabnya, “good” (jeda) “thanks” (jeda lagi) “yourself?” (ini kalo ingat klo mesti tanya balik, yang biasanya aku lupa). Sampai sekarang aku baru fasih sampai, “good thanks”, sangat sering (hampir selalu) lupa bertanya balik.

Yang lucu, mereka itu ternyata menyapa pake hafalan.. Suatu kali, aku ketemu ibu-ibu di jalan. Aku pun menyapa, “morning!” dan dia menjawab, “good, thanks, yourself?” hahahha. Ketahuan dia menghafal. LOL. Ini membuatku curiga, jangan-jangan mereka klo kukagetin, latahnya pun akan “how’s it going?”

      No worries..

Disini orang-orang membalas ucapan “thank you” dengan “no worries”, bukan “you are welcome”. Di rumahku, aku berkoar-koar protes, kenapa mereka menjawab “no worries”, kan aku belajar dari buku jawabannya “you are welcome”. Jadi aku ngotot memaksa teman aussie ku untuk menjawab “thank you” ku dengan “you’re welcome”. Ke-keras kepala-an ku membuat salah satu temanku kadang udah bisa menjawab dengan “you’re welcome”. Tapi lama-lama aku pun tertular menjawab “no worries”.

OOT: ternyata pengucapan kata “worry” yang benar itu lebih ke “wari”, bukan “weri”. Selama ini aku selalu mengucapkan  “o” nya seperti “e” dalam kata emas :D.

      Not bad..

Kata ini sangat sering tertangkap kupingku disini. Jika kita bertanya tentang kabar seseorang atau  kita tanya pendapat tentang sesuatu, lebih sering mereka akan menjawab “not bad” daripada good. Dan hebatnya, si “not bad” ini juga termasuk dalam kategori pujian.

Suatu hari, teman serumahku memasak makanan yang menurutku enak sekali. Ketika dia tanya pendapatku tentang masakannya, aku menjawab dengan semangat, “very good, very delicious” dan saat dia tanya teman lain (orang aussie), dia menjawab, “not bad”. Aku pun tanya teman aussie ini, “emang rasanya ga enak?”. Bagiku “not bad” pengertian maksimalnya hanya setara “lumayan”, sementara kurasa masakannya lebih dari sekedar itu. Jawabannya, “enak banget kog”. LAH? Enak banget kog cuman muji nya “not bad”? Aku pun mulai protes, masa pujian mulainya negative? Kalo gitu, ketika aku mau memuji kamu cerdas/smart, aku bisa bilang, “you are not stupid!”. Hahaha. Teman aussie ku cuman bisa geleng-geleng kepala dengan ngotot ku. Padahal yang masak tadi (juga orang aussie) senang menerima pujian “not bad” tadi, aku nya yang malah ga terima.

Kejadian lain, kalo bertanya kabar, orang sini kan rata-rata menjawab “not bad” juga. Suatu hari aku ke bank, dan menyapa si petugas bank. Sesuai tebakan, dia menjawab kabarnya “not bad”. Aku yang ga suka kata itu pun bilang, “kenapa semua orang hari ini kabarnya “not bad”? Dari pagi ketemunya kata itu muluuuu” Dia pun bilang, “OK, OK, I am OK.” (meralat kalimat “not bad” nya tadi). Hahaha.

Kesimpulan: kalo disini dikatain “not bad” sama orang lain, jangan terlalu berkecil hati, karena itu salah satu bentuk pujian juga. Mungkin sama dengan “不错!(bucuo” dalam mandarin yang sering digunakan orang China kalo memuji. Cuman bagiku tetap aneh, karena memulai pujian dengan kata negative, “NOT”.

Begitulah seperti pepatah, "lain padang lain belalang, mudah-mudahan ga ketemu belalang :)"

Tuesday, September 3, 2013

Memasak Gila..

Belakangan ini, aku sedang mengikuti Master Chef di TV lokal, setiap Minggu - Kamis, jam 7.30 malam. Setiap kamis, itu bagian master class, jadi diajarin teknik memasak dan semua yang diajarkan di situ, resepnya ditinggalin di websitenya. Kalau hari lain, isinya kompetisi mereka dan resep yang terbaik dari kompetisi itu akan terpampang di website. Karena acara disini, kemungkinan besar bahan-bahan yang dipakai pasti dapat ditemukan disini. Dari iklannya, yang support bahan masakan mereka adalah COLES, salah satu supermarket yang dekat rumah. Itulah sebabnya aku jadi semakin tergoda untuk mencoba resepnya.

Rencana awal: Minggu lalu, ingin mencoba Money Bag Chicken, menu yang dibuat para peserta saat Barossa Camp, tapi bahannya itu banyakan produk Maggie Beer dan susah dicari trus ga murah. Jadilah kutangguhkan niatku itu.

Minggu ini edisi anak-anak, makanan yang diajarkan jauh lebih sederhana, baik tekniknya maupun bahannya,  sehingga aku memutuskan untuk mencoba.

Sabtu jam 12.50 siang, aku berangkat ke COLES dengan membawa resep yang sudah ku download dari web masterchef. Aku bertekad akan membeli semua bahan yang diperlukan (meskipun akan berakhir mahal), karena aku sudah benar-benar pengen memasak menu master chef. Paling tidak satu kali menu lengkap. Tentu saja aku sudah memilih resep dengan keperluan bahan yang paling sedikit.

Benar saja, sesampai di Coles, bahan-bahan yang kubutuhkan memang tersedia (setelah putar sana sini sejam-an karena ga familiar dengan tokonya), kecuali si Walnut oil. Aku bertanya ke penjaga supermarketnya, dia membantu ku mencari di deretan cooking oil. Yang ada hanya Macadamia oil, peanut oil, canola oil, sunflower oil dan beragam olive oil. Aku protes ke mereka, aku bilang ini kan resep master chef (sambil nunjukin si resep) dan kata iklannya, mereka belanja di sini.. Pusing dengan cewe ngotot, dia pun memanggil bala bantuan temannya. Si temannya ini sibuk membujukku untuk menggantinya dengan macadamia oil. Hahaha. Sebenarnya untung juga ga ketemu si walnut oil, karena itu pasti aga mahal (macadamia itu $7), lagipula, aku juga ga akan tau si walnut oil mau dipake dimana selain di resep ini. Hehe. Setelah puas isengku, aku mengiyakan si penjaga supermarket akan mengambil macadamia.

Selesai belanja, aku pun membayar sambil menutup mata.. haha. angkanya agak sakti di kasir >.<. Tapi banyak bahan yang bisa dipake berkali-kali sih (mulai deh membela diri :p).. Yang paling membuat ku senang di belanjaan ini, aku membeli : red wine vinegarnya itali.. Botolnya itu elegan sangat.. hahah. Berasa sungguh koki.. Walau ngga tau juga itu mau pake dimana sebotol gede gitu. LOL

Ini resep yang aku ikuti..

MasterClass: Warm salad of roast chicken, crisp pancetta, soft-boiled egg and bitter leaves
Resep asli: http://www.masterchef.com.au/recipes/warm-salad-of-roast-chicken-crisp-pancetta-softboiled-egg-and-bitter-leaves.htm


Bahan-bahan:
Roast chicken
  • free-range chicken, such as corn-fed, about 1.4kg
  • lemon, quartered
  • thyme sprigs
  • oregano sprigs
  • garlic cloves, peeled
  • 30ml olive oil
  • thin slices flat pancetta --> daging babi tipis dalam foto di bawah
Bahan ayam panggang
 Stuffing balls
  • 80ml (1/3 cup)olive oil
  • onion, finely chopped
  • garlic clove, finely chopped
  • ½ bunch sage, thinly sliced
  • 200g day old breadcrumbs
  • 2 tablespoon flat-leaf parsley, finely chopped
  • eggs
  • Salt and freshly ground white or black pepper, to taste
Bahan bola-bolanya
 Salad dressing
  • 1 teaspoon Dijon mustard
  • egg
  • 2 tablespoons red wine vinegar
  • ¾ cupextra virgin olive oil
  • 1 teaspoon walnut oil
Bahan salad dressing
(yang botol merah elegan itulah si red wine vinegar =D )
Trus masih ada hiasan tambahan yang digunakan saat penyajian.

To serve

  • soft boiled eggs, peeled, halved
  • 100gmixed salad leaves, such as witlof, yellow frisee, baby spinach, snow pea tendrils, nasturtium, washed
  • 1 cup firmly-packed herbs, leaves picked, such as chervil, dill, tarragon, parsley,
  • ½ cup pepitas, walnuts, sunflower seeds, toasted
  • Extra virgin olive oil, to drizzle
Aku tak pakai semua yang dianjurkan. Aku tak punya pepita, tak punya chervil dan tarragon. Sayang kalo mau beli untuk dipakai sedikit. Yang salad leaves aku juga hanya sekedar salad asal beli, ga mengandung semua yang dia tulis. 

Cara memasak: 
Roast chicken
1.      Preheat oven to 180°C.
2.      Remove wishbone from chicken.  Place lemon, thyme, oregano and garlic cloves in the chicken cavity, and truss the chicken using kitchen string.
3.      Place a flameproof roasting pan on a stovetop over medium-high heat. Season chicken with salt and pepper. Pour olive oil into the roasting pan, then place chicken in the pan. Cook, beginning with one leg-side, for 12-15 minutes, turning, until lightly golden all over, cook the breast-side last.
4.      Turn the chicken breast-side up, place it in the oven and roast for 1 hour or until golden and cooked through (the juices will run clear when the thigh is pierced with a skewer). Remove chicken from pan, and set aside to rest for 10 minutes. 
5.      Meanwhile, arrange pancetta on a lined baking tray. Place another square of baking paper over the top of the pancetta, then fit a slightly smaller tray over the top to weigh it down. Place in oven for 8-10 minutes or until golden and crisp. Remove from oven, cool and set aside.

Ayam panggang setelah jadi
Stuffing balls
1.      Heat 2 tablespoons of the oil in a non-stick frying pan over low heat. Cook onion and garlic, stirring, for 3-4 minutes until onion is soft and translucent. Remove from heat and stir in sage. Set aside to cool.
2.      Add breadcrumbs to a large bowl. Mix in parsley, cooled onion mixture, eggs and season with salt and freshly ground pepper.
3.      Roll stuffing into balls, about the size of a 50c piece. Set aside on a tray. Cover and refrigerate for 30 minutes until cold and firm.
4.      Heat remaining 2 tablespoons of oil in a large non-stick frying pan over medium heat. Add stuffing balls and cook gently for 4-5 minutes or until completely golden. 

Bola-bola setelah digoreng
Salad dressing
1.      For the salad, place mustard, egg and vinegar in the bowl of a small food processor and process until foamy. Add a pinch of salt and pepper, then pour in oils. Process until oil is incorporated and the dressing is combined and emulsified.
Salad dressing

Cara penyajian:
1.      Carve chicken into pieces and arrange on a serving platter. Top with crispy pancetta, and arrange with stuffing balls and eggs. Drizzle with dressing, arrange with salad leaves and scatter with nuts and seeds. Drizzle with olive oil to serve.
Siap disajikan :)
Tampak lebih dekat ^^
YUM!!
Pancetta ku tidak segaring yang di tv. Penyajian ku juga terliat lebih padat dan ramai. haha. Yang penting kenyang.. Rasanya enak..

Selain itu, aku juga menyediakan service take away untuk temanku.
Kotak take-away
(salad dressing diisi dalam telur ^^)
 Setelah yang indah nan enak itu, tibalah saatnya beres-beres dapur.. Demikianlah kekacauan yang terjadi selama proses memasak..
Olala!! Kacaunya..
(bon courage)
Demikian produk masterchef pertama yang kutiru.. Bahannya banyak sekali.. Untungnya teman serumah ku membantu, jadi ga gitu berasa ribet prosesnya.. Selamat mencoba bila berminat :)

Friday, June 7, 2013

Mengubah Penampilan

Seperti biasa, setiap kali mendapatkan kesempatan memulai hidup baru di tempat baru, selalu muncul pemikiran untuk mengubah penampilan. Biasanya, kalau sudah terlalu nyaman (baca: sering) dengan jeans dan kaos, rasanya butuh dorongan kekuatan luar biasa sekali untuk mengubahnya. Masalahnya, kemungkinan akan muncul komentar dari kiri dan kanan, sehingga membuatku kembali lagi ke wujud asli.

Ketika menginjakkan kaki kesini, toh tidak ada yang mengenal seperti apa aku dulu. Kupikir saatnya mulai menata penampilan.

Dan, apakah yang terjadi?

Hal pertama dimulai dengan memilih sepeda. Alat transportasi untuk menghemat ongkos. Setelah mendapatkan sepeda, aku meminta tukang sepeda untuk memasangkan dudukan di belakang, yang niatnya akan kupasang tas tukang pos untuk menaruh belanjaan. Sayang sekali, usaha mencari tas tukang pos itu berakhir sia-sia, ntah dimana, aku masih belum menemukannya. Sementara itu, tuntutan untuk belanja sudah mendesak. Tak mungkin ku tenteng belanjaan sambil bersepeda turun naik bukit. Akhirnya, kuterima tawaran KERANJANG dari si tukang sepeda untuk kutaruh di belakang sepeda ku. Dari segi manfaat, memang keranjang itu sangat berguna, karena meringankan beban punggungku saat berbelanja (mencoba tetap positif). Tapi dari sisi penampilan? Haha. YA AMPUUUUUN!! Tampil feminin aza belum sempat, udah keburu jadi tukang sayur. Hahaha. Pake rok dengan sepeda itu? Hm.. lebih cocok dengan jeans dan kaos oblong ku tampaknya.. haha.
Sepeda Tukang Sayur/Penjual Susu?

Hal kedua yang mengubah penampilan ku (ntah ke arah mana),  adalah HELM!

Disini, setiap yang bersepeda harus mengenakan helm, karena kita dalam program “safe cycling”, membantu mempromosikan bersepeda ke orang-orang lokal yang lebih senang bawa mobil. (ya iyalah, semua orang di dunia kalo sanggup beli mobil juga akan memilih bermobil ria daripada ngadu otot betis dengan jalan berbukit). Berhubung aku belum sanggup, aku mau tak mau pro bersepeda. Haha.

Nah, helm ku yang kupunya itu bolong-bolong, katanya supaya tidak begitu panas saat mengayuh. Awalnya hal itu tidak terlalu bermasalah, tapi tidak ketika menjelang musim dingin. Angin disini kencang dan sejooook sangat.. Jadi, ketika melewati turunan, rasanya kepala ini mau beku. Aku memang punya topi winter, tapi begitu pakai topi, helm itu pun menjadi tak muat. Aku liat di internet, ada penutup kepala khusus untuk penyepeda (istilah ini ada ga sih?). Tapi aku cari di toko sini masih belum ketemu. Jadi, beginilah yang kulakukan (see picture). 
Helm anti angin.. 
Makin dekatlah aku ke penampilan tukang sayur di Singkawang, yang kalo hujan menutup kepala dengan plastic kresek. Tapi aku merasa diriku cukup PD (baca: ngga tahu malu), karena setiap kali aku bersepeda ke kampus, pasti mengundang banyak pasang mata menoleh. Hm.. Cuekkan saja mereka, daripada kepalaku pusing karena dingin..

Akhirnya, penampilan ku berhasil ku ubah, cuman arah berubahnya agak menyimpang saja. LOL..

Thursday, May 2, 2013

Patriotisme Salah Tempat

Suatu hari, teman serumahku mengeluarkan mie instan produk S*ore dan berkata bahwa itu mie instan paling enak. Sebagai pecinta Indomie, aga tak rela rasanya kalo pilihan terenak jatuh pada mie lain. Jadilah aku tanya, "Sudah pernah coba mie Indonesia?" Dia bilang sudah, tapi tak enak.

HAH? Seumur hidupku aku belum pernah bertemu seorang pun yang berkomentar kalo indomie itu tidak enak. Aku pikir, pasti ada yang tidak beres..

Indomie yang dia coba itu indomie goreng, yang bs ditemukan di supermarket biasa disini. Kupikir mungkin karena ada kecap manisnya ato apalah itu. Jadi, kuputuskan untuk membelikan indomie rasa soto dari toko Asia.

Hingga suatu hari aku menemukan...
Cara dia memasak mie instan!!
Reaksi spontanku, "WHAT?? This is how you cook your instant noodle?? And with this way you conclude that Indonesian noodle is not good?? Don't do this to the Soto that I gave you. I would rather cook that one for you when you want to eat it!" Dengan semangat patriotisme yang berkoar-koar, aku pun berceramah panjang. Demikianlah, sejak saat itu tak ada pembahasan mie instan lagi. 

Hari ini, aku balik dari kantor aga telat karena ada workshop sampai jam 5. Saat sampai di rumah, aku sudah agak capek. Kutemukan dia sudah pulang kerja. Setelah meletakkan barang di kamar, aku pun melangkah ke dapur. Kuliat dia sedang bersiap memasak, malah sempat kuledek, "you have only 15 minutes to cook. hehe" karena dia biasanya makan jam 6. Kemudian dengan senang hati kutempati sofa favorit dia sambil bermalas-malasan. Kami memang selalu perang untuk mendapatkan posisi itu dan karena dia memasak, ini kesempatan bagus untuk menguasai temapt itu. . Lagi asik-asik baring, tiba-tiba terdengar suara plastik di dapur. Aku saat itu juga berfirasat buruk. 

Benar saja, itu bunyi bungkusan mie instan. Dia pun menghampiriku di sofa dan menyodorkan indomie soto ayam dan berkata dengan sok manisnya, "I changed my mind. I want this one and you don't allow me to cook this.". Sambil tersenyum dia mengulurkan bungkusan soto mie itu. 

Huh! Sudah kuduga ide liciknya!

Grrrrrrrrrrrrrr.. Geregetan banget rasanya. Rasanya tak rela meninggalkan tempat itu. Barusan aku menunjukkan senyum kemenangan, mendapatkan sofa itu (biasanya aku kalah rebutan ama dia). Belum semenit sudah harus kutinggalkan untuk memasak, dan memasak untuk dia lagi!!! HUH!!! Dengan langkah berat, aku ke dapur dan mengambil panci. Giliran ku yang harus menyediakan makanan dalam 15 menit. huhuhuhu.  Kuliat dia duduk santai di sofa, menyalakan TV dan dengan senyum manis menatapku sambil menanti makanan. HAIZ!!! Rasanya sebeeeeeeeel banget, tapi tak bisa ngapa-ngapain >.<

Apa boleh buat lah hari itu sok patriotik belain produk negeriku tercinta sampai menjanjikan hal seperti itu =(. Patriotisme salah tempat :((. 

Untungnya berakhir dengan dia mengakui kalo indomie itu enak :D. Not so bad lah.. Pengorbanan tak sia-sia ^^

Sunday, April 14, 2013

14 April 2013- Berakhirnya Kutukan Hijau..

Salah satu teman serumahku selalu berkomentar kalau aku tidak pernah mengkonsumsi sayur hijau.. Hm.. Sebenarnya tidak juga sih, soalnya aku makan brokoli beberapa kali, sawi dan sayur hijau yang biasa dipakai untuk nasgor tek tek. Hanya saja, dia tidak pernah melihatku makan sayuran hijau. Setiap kali di rumah dan kalau kami memasak barengan, selalu bertepatan menuku lagi tidak hijau (sup kentang wortel, spaghetti isi brokoli jamur, etc). Trus setiap kali aku memasak yang hijau, dia selalu tidak di rumah. Untuk itu, dia selalu meledekku tiap aku makan, "No green", "you have never eaten anything green?", "your food is either red, yellow, orange, but not green". Di setiap makannya selalu ada yang hijau.

Suatu hari, aku memasak sawi untuk makan malam dan aku pikir kali ini dia akan berhenti berkomentar. Setelah sawiku jadi, teman serumahku ini belum juga balik. Aku mulai makan, dan begitu aku selesai makan, dia tiba. Hari itu dia lembur. hahaa. Benar-benar tidak jodoh dengan makanan hijauku. Teman yang lain memberitahu dia kalo aku barusan makan sayur hijau, malangnya dia menolak untuk percaya tanpa melihatnya sendiri. 

Beberapa kali, saat aku sudah mengeluarkan sayur hijau untuk dimasak, begitu dia pulang, selalu ada aza halangan aku masak. Kadang aku terlalu capek setelah bersepeda pulang, jadi aku hanya makan malam dengan daging yang kumasak di pagi hari atau sehari sebelumnya. Atau kadang aku memasak indomie saja. 

Hingga aku menyimpulkan, mungkin ada sejenis kutukan. Begitu dia di rumah, aku tak bisa memasak yang hijau. Aku bilang ke dia, aku tahu cara menjauhkannya dari rumah, yaitu: aku memasak sayuran hijau. hahaha. 

Sebenarnya komennya hanya bercanda, karena dia orang iseng. Suatu hari, kami ke supermarket bersama dan dia mengawasiku membeli sesuatu yang hijau, tetap aza dia tak pernah meliatku makan hijau. Kadang dia bilang, "tunggu saja kentang mu sampai berubah hijau". hahaa. Saking isengnya dia, dia akan memberiku sebiji skittles hijau (rasa apel) ke dalam dinner ku, berusaha memberi nuansa hijau. Bayangkan saja, aku makan indomie goreng dengan skittles sebiji. Ampun dah..
Permen buah super manis..
Akhirnya, hari ini kutukannya berakhir. Dia melihatku makan brokoli.. Yihaaa!! Puas sekali rasanya makan hijau depan dia.. Aku bilang, kutukan tampaknya sudah berakhir.. (Fyi, Tadi pas lagi oseng2 brokoli hampir aza wajan ku jatuh. Kalo jatuh, benar-benar ada kutukan sepertinya.). 

Brokoli HIJAU plus wortel dan ikan :) dengan kepala dia di balik kotak yoghurt
Aku bilang ke dia, hari ini harus diingat dengan baik, 14 April 2013, dia melihatku makan sayur hijau. Haha. Harus kuabadikan foto makananku bersama dia di dalamnya.. LOL. Blog super ga penting :P

Thursday, April 4, 2013

Pojok Spiritual..

Hidup harus seimbang, lahir dan batin.. Jadi, selain persiapan belajar untuk otak (yang isinya ga ada apa-apa), aku juga berusaha menyeimbangkan dengan isi batin (tampaknya ini juga tak ada isinya). Untuk membangun suasana, aku menyediakan pojok-pojok spiritual di kamar.

Aku cukup beruntung karena dibekali teman-teman komponen yang berbeda dan cukup komplit.
Dimulai dengan pojokan utama (aku tak mau menyebutnya altar karena terkesan formal dan suci sekali), terdiri dari "Travel Altar" yang dihadiahkan teman-teman Serenity, yang berisi kutipan tulisan Thay (Thich Nhat Hanh), Patung Buddha dari kayu merupakan pemberian Sunil (teman India ku dulu di Belanda) saat ulang tahunku, sebelah kiri ada foto Shifu Guojun Fashi, yang dikasi ciciku, sebelah kanan ada gambar Boddhisatva Avalokitesvara yang kudapatkan dari ciciku, kaligrafi “平安” di bawahnya merupakan pemberian GuoYuan Fashi saat kami bertemu di airport, dan terakhir sebuah persegi batu kecil di depan patung Buddha yang merupakan tempat menancap dupa, yang dulu diberikan Martin, temanku dari Montenegro.
Pojokan Utama
Dibawah pojokan ini, kutempatkan kaligrafi pemberian ChiChern Fashi, dan sebuah pembatas buku yang berisi kaligrafi juga dan Heart sutra. Sebelah kaligrafi itu, ada pesan hangat dari teman-teman di Serenity..
Kaligrafi Chi Chern Fa Shi dan pesan Serenity
Selain itu, aku juga dibekali buku-buku Zen oleh Ko Charly, yang kuletakkan di pojokan yang berbeda. Dua buku Thay di depan dan belakang dan dua buku Master ShengYen di tengahnya. 

Buku Dharma..
Tak lupa juga temanku, si empuk berikut ini..
Cushion, the silent buddy :)
Hampir semua komponen di pojok-pojok ini gretongan.. Teman-teman takut aku ke jalan yang tak benar, jadi aku dilengkapi semua peralatan ini. Semoga niat baik mereka tidak kusia-siakan.. Aku bertekad untuk berlatih demi manfaat semua makhluk.. Sadhu sadhu sadhu.. 

Kalau dengan semua mindfulness bell ini aku masih tak berlatih, memang "Terlalu!" kata bang Rhoma.. haha

(mungkin orang akan bertanya, aku ke sini untuk sekolah atau bertapa??)

Salah Pilih..

Setelah diberikan semua alat "perang", aku pun terpikir untuk melengkapkan diri ku dengan dupa, karena aku juga punya tempat nancapnya. Tidak mesti dupa klenteng sih, dupa aroma terapi juga OK. Jadi, pergilah aku ke supermarket, kebetulan ada yang jual dupa. Kupilih yang beraroma lavender (sekalian usir nyamuk) seperti gambar dibawah ini.. 
Dupa lavender.
Capgo pertama disini, kunyalakan dupa ini. Dan ternyata... Aroma lavender nya super harum dan super kuat.. Orang sini mungkin menyebutnya, super seterong!!! Asap menggepul di dalam kamar, kepalaku pun pusing. Aku segera buka pintu, buka jendela dan menyalakan kipas angin ke posisi paling kenceng. Kutinggalkan kamar ku segera untuk menyelamatkan diri. Aku menghabiskan seharian di balkoni. 

Malamnya, ketika aku masuk, aromanya masih bertahan.. Kepala ku pusing.. Akhirnya kuputuskan tidur dengan jendela terbuka dan kipas angin menyala. Malangnya udara malam yang dingin membuat ku kedinginan.. Tapi kalo tutup jendela ato mematikan kipas, aroma lavendernya menusuk hidung. Satu malam kupikir tidak jadi masalah.. 

Keesokan harinya, aku harus ke kampus, jadi kutinggalkan kamar tetap dengan jendela terbuka dan kipas angin menyala. Sore ketika aku pulang dari kampus, aromanya masih disana.. huaaaaaaaaa. Malam hari kulalui dengan kedinginan lagi.. 

Hari berikutnya, aromanya tak mau pergi-pergi.. aku bingung, kenapa bisa begini??? padahal sudah hari ketiga. Terpaksa kedinginan semalaman lagi.. 

Hari ke empat, aku bersin tanpa henti.. Aroma hilang, pilek pun datang. Aku tepar. Hari itu aku tidur seharian, kepala berat, hidung mampet. Untungnya aromanya berakhir.. Tobat dah dengan dupa itu, tak bakal kunyalakan lagi.. Benar-benar salah pilih.. Mungkin karena niatku ga benar, hanya mau usir nyamuk, akibatnya aku pun ikutan terusir dari kamar.. (Jangan-jangan aku nyamuk ya?). hahaha. Who knows...


Wednesday, March 27, 2013

Hahaha


Mimpi yang Lengkap

Bangun tidur, aku mandi dan sarapan. Niatnya hendak ke kampus. Hari ini aku ada janji dengan tukang sepeda untuk pasang back rack, boncengan belakang itu, trus nanti jam 3 sore, ada kelas di math department. Tapi semenjak bangun, aku bersin-bersin tanpa henti, rasanya gejala pilek mulai muncul, mata terasa berat. Kuputuskan kembali tidur.

Saat tidur itu, aku bermimpi, aku bersepeda pulang ke rumah di singkawang (munculnya sepeda karena aku ada janji dengan tukang sepeda), mendapati di halaman belakang rumah ada pohon jeruk. Aku tanya mamaku, "Sejak kapan ada pohon jeruk yang berbuah?" dan dijawab, "udah lama kog. Tuh disitu (sambil nunjuk bangku hitam di beranda) ada 1 yang sudah masak". Aku menoleh dan melihat jeruk mandarin yang biasa impor dari China itu di atas bangku. Aku berseru, "wah, asiknya ada jeruk ini di rumah. Soalnya di australia harganya 10 dollar per kg."

(Kurasa mimpi bagian ini muncul karena aku kemarin ingin membeli jeruk di supermarket, tapi ga jadi karena mahal).

Mimpi tak sampai disitu, selesai menikmati jeruk, aku buru-buru mau pulang ke newcastle, karena aku ingat ada kelas jam 3. Bersepeda sampai newcastle, baru jam 2 sore. Aku diajak teman-teman SMP untuk berenang di kolam renang sebelah rumah disini. (ini muncul kayanya dari pembicaraan teman2 disini yang mau ke pantai).

Nah, sebelum masuk tempat berenang, ada kaya foto booth untuk foto bareng GJFS, sang Master. (ini muncul gara2 GJFS habis ngadain retret di indo dan aku ga bisa ikut ditambah habis lihat souvenir wedding teman koko ku yang berupa foto2 di foto booth)

Lagi asik mau berenang, tiba-tiba kami disuruh berkumpul di tepi, ada ceramah dari Bhante ntah apa namanya. (ini muncul karena semalam aku membahas tentang meditation centre dari plum village yang ada di australia dengan seorang teman)

Setelah itu, aku buru-buru ke kampus untuk ikut kuliah Pak Richard.

Aku terbangun dengan bingung dimana aku berada. Sakti sekali bisa sempat pulang indo, padahal jarak dari aku tidur sampai seminar itu cuman 5 jam. Ngakak sendiri dengan mimpi super lengkap itu. Somehow, kurasa ada benarnya apa yang dikatakan orang-orang, bahwa apa yang terpikirkan bisa dibawa ke alam mimpi. wakkaa.

Transfer Pulsa

Setelah puas ketawa, aku melihat jam, di hp ku baru jam 11.30. Oo, masih keburu makan siang. Kemudian aku mendapati pembicaraan cici dan koko ku di grup soal isi pulsa. Koko ku tak sempat isi pulsa dan perlu menelepon, bertanya apakah cici ku bisa bantu isi. Cici ku bisa bantu isi sekitar jam 4 sore gitu. Dalam keadaan setengah sadar, aku berinisiatif, aku transferin pulsa aza, mentari ku masih ada pulsa.

Kuganti simcard ke mentari dan mengecek, benar! masih ada 30 ribu beberapa ratus. Aku pun mencoba sms ke 151. Aku pikir bisa ku transfer 20ribu, karena minimal pulsa sisa harus 5 ribu. Transfer pulsa ada 2 tahap. 1 kali kita kirim dan mereka balas untuk konfirmasi, trus kita jawab lagi OK, baru transaksi dilaksanakan.

Tahap 1 berlangsung lancar, aku mendapatkan pertanyaan konfirmasi dari mereka. Jadi kulanjutkan untuk menjawab OK dan kukirim balik. Kemudian aku mendapat balasan, "sisa pulsa setelah transfer kurang dari 5 ribu", jadi aku tak bisa transfer. LOH? kenapa? pulsa ku kan 30 ribu tadi. Aku cek pulsa lagi, loh? kog cuman 15 ribu??

Hahaha. Aku baru sadar, aku kalo sms kan kena roaming. 1 sms mungkin 7 ribu-an. Setelah kirim 2 kali, pulsa ku kan emang tinggal 15 ribu. Gimana mau transferin 20 ribu lagi? Aku lupa kalo sms dari sini kena harga mahal.

Demikianlah niat suci ini berakhir dengan membuang 15 ribu secara sia-sia.

Sunday, March 24, 2013

Kekonyolan di Negeri Koko Ala :)

Bukan aju namanya kalo tak mengalami hal konyol di negeri orang. Haha.

Begini ceritanya...

Pena Tak Berujung
Saat membuka rekening, aku mendapatkan souvenir dari bank, salah satunya adalah benda di bawah ini.

Sampai rumah, kukeluarkan benda-benda dari tas, termasuk benda ini. Sekilas terlihat seperti pulpen, jadi kutaruh saja di rak. Sampai satu saat aku membutuhkan pen untuk menulis, aku teringat benda ini. Kuambil dari rak, dan kucoba menarik ujungnya yang ada tangkai itu. Bagaimana pun kutarik, ujungnya tak lepas. Kupikir, "ah! mungkin ini harusnya kuputar." Meskipun memang benda ini tak seperti pen putar. Jadi, wajar saja usaha itu tak membuahkan hasil juga. Kulihat ujung hitam bulat itu, dan kemudian kupikir, "Hm.. mungkin benda ini yang harusnya kutarik, mungkin ujung pen nya ada disebelah sini." Meskipun merasa aneh kenapa tutup pen kog bisa dari karet begitu. Ketika menarik, tampaknya benda ini melekat dengan erat disana, bukan sesuatu yang bisa kulepas.

Lah, lantas, benda apa ini???

Tiba-tiba merasa diri briliant, "Jangan-jangan ini adalah pointer laser!". Aku kembali ke ujung bertangkai itu sambil mencari kemungkinan tombol disana. Kutekan-tekan, tak ada reaksi, jadilah aku menyerah menganggapnya laser. Sempat terpikir aneh juga kenapa kalo laser ujungnya hitam begitu. Alhasil, kugeletakkan saja benda itu di meja dan mengambil pulpen dari tasku.

Siang itu, aku chat dengan seorang teman yang waktu itu membuka rekening bersama. Aku sudah lupa dengan benda itu. Kami membahas indomie, dan kemudian bertanya kepadaku, "kau dapat indomie kemarin dari bank?". Kujawab, "ga ada, aku hanya mendapat sumpitnya doank." Dia tidak dapat sumpit indomie. Dari situ, dia mulai menuliskan souvenir2 yang dia dapatkan dari bank, salah satunya adalah Stylus Iphone/Ipad. Kata ini terdengar asing di telingaku. Jadi aku segera memasukkannya di google images. Dan... Taraaaaaaaa!!! Itulah benda yang dari tadi ku utak-atik itu. Buletan hitam itu yang menghasilkan listrik statis, sehingga jika dipindah-pindah di atas layar, berfungsi seperti jari manusia, terdeteksi dengan baik. Untungnya tidak berhasil kucabut tadi. Huahahaha. Ketika aku memberitahunya bahwa kukira itu pulpen, dia tak sanggup berhenti menertawakanku. Wakakkakakaa. Mene ketehe teknologi canggih itu??? Haha. Terima kasih bank, berkat mu aku mendapatkan pengetahuan baru.

Dayung yang Patah.. 
Kemarin, saat beres-beres rumah, kami membuang benda-benda yang sekiranya tak diperlukan lagi. Banyak benda peninggalan tenant yang dulu, yang masih teronggok di dalam rumah ini. atau benda-benda yang rusak. Nah, pas acara beres-beres itu, temanku mengeluarkan benda seperti di foto di bawah ini (foto di ambil dari google image) untuk dibuang.


Kupikir benda ini sudah rusak, makanya dibuang dia. Dengan polosnya aku bertanya,
"Who did kayaking/rowing? (Emangnya siapa yang di rumah ini yang ikut olahraga dayung?)" Kupikir ini adalah dayung sampan/kayak yang patah.

Serentak seluruh isi rumah tertawa ngakak! "Oh my God! That's Cricket Bat!", kata salah seorang teman. Wakakkaka. Akupun terpaksa ikut ngakak.. Ya ampun!! Dayung dari hongkong!! Haha. Emang mirip kog dayung yang patah.. (teteup kekeuh!) Untuk membenarkan diri, aku mencari gambar dayung di google images.
Dayung dari kayu :)

Mirip ato ngganya, biarlah pemirsa yang menentukannya.. hahaha. *tepokjidatsambilcaritempatngumpet*

Tombol Power yang Menghilang
Pagi ini, aku bangun agak pagi, niatnya mau laundry, sebelum yang lain memakai mesin cucinya. Setelah pilah pilih baju yang mau dicuci, aku pun ke ruangan laundry. Sampai sana, di depanku terdapat benda ini.  (Lagi-lagi benda aneh yang tak kukenali).


Aku membaca semua petunjuk di tiap tombol, tapi aku tak menemukan tombol ON alias tombol powernya dan tombol startnya. Jadilah aku kemudian sibuk mengitari setiap sudut mesin ini, sambil berharap menemukan tombol power dan start. Di depan, di kiri, di kanan, di belakang, tak kutemukan juga. Aku pun kembali ke kamar, meletakkan kembali baju kotorku.

Setelah aga siang, temanku bangun dan aku pun meminta petunjuknya. Ternyata tombol yang paling kanan (paling gede), ditekan masuk dulu, kemudian putar ke pilihan cucian yang kita mau, setelah itu ditarik lagi dan mesin pun beraksi.

Owww.. begitu toh!! Hahaha. Mesin yang pernah kuliat belum ada yang seperti ini. Hehe. Tempat baru, teknologi baru! Mungkin itu namanya, hidup sampai tua, belajar pun sampai tua..

Berasa di Singkawang
Tadi pagi, karena tidak berhasil menggunakan mesin cuci, kuputuskan pergi bersepeda. Hitung-hitung olahraga pagi, sekaligus pemanasan, sebelum bersepeda ke kampus hari Senin nanti. Aku mengambil kunci sepeda kemudian mulailah bersepeda. Awalnya mau pilih jalur yang pendek, hanya puterin gang sebelah. Tapi pas sudah jalan, rasanya terlalu dekat dan tak menantang. Jadi kuputuskan ke arah universitas aza. Belum sampai lampu merah (setengah jalan menuju uni), napasku sudah ngos-ngosan, kuputuskan U-turn di lampu merah dan kembali ke rumah. Suasana jalan seperti di Singkawang. Meluncur ditemani semilir angin, sungguh menyenangkan. Rambut berkibar-kibar, kepala terasa segar. Aku masih tidak menyadari apa yang salah.

Sampai rumah, parkir sepeda, mandi pagi dan sarapan. Saat duduk depan komputer, aku melihat benda aneh di pojok meja. Apa ini? Dua detik kemudian, aku baru ingat, ini kan helm buat sepedaan. ASTAGA!! Aku baru ingat, tadi pagi aku berkeliling dengan sepeda tanpa HELM!! Pantasan berasa kaya Singkawang.. hahahaha. Dalam hati aku berdoa, semoga tidak ada surat tilang yang sampai di kotak pos ku di hari-hari ke depan. Di sini mesti safe-riding, jadi banyak aturan dan mesti pakai helm. Kalau bersepeda terlalu cepat juga bisa didenda.

Home Sweet Home

Sabtu, 23 Maret, aku menghabiskan seharian di rumah, karena memang sudah janji dengan orang rumah untuk membersihkan rumah bersama secara besar-besaran.

Jadi disini aku akan membahas tentang rumahku (ya ampun, baru seminggu udah ngaku-ngaku rumahKU). haha. Tidak apa-apa, landlord tak mengerti bahasa Indonesia sepertinya.

Tampak depan rumahku
Berdiri di depan rumah dan menengok ke sebelah kiri
Berdiri di depan rumah dan menengok ke sebelah kanan
Begitu pintu depan dibuka, akan terlihat cermin seperti dibawah. Di kiri kanan adalah kamar. Di lorong yang ada sepeda itu menuju kamar mandi.
Yang terlihat saat membuka pintu utama
Melangkah lebih jauh, di sebelah kiri akan tampak ruang tamu ataupun ruang TV (whatever you call it) dengan sofa nyaman.

Ruang tamu/tv tempat kami nongkrong bareng
Di sebelah kanan, akan ditemukan dapur. Sebelah kanan foto (tak terliat) ada kulkas :).

Dapur kami :) 
Kalo lurus, di sebelah kanan kalian akan menemukan balkoni kami :). 
Balkoni dr pintu samping

Pemandangan balkoni seutuhnya.
Kalo berdiri di ujung balkoni, kalian akan menemukan pemandangan seperti ini:

Pemandangan sebelah kiri, kebun kami :D
 (yang diolah cuman lahan petak tanpa rumput itu). 

Sebelah kanan ada taman bermain SD dengan padang rumput yang luas.. Asiknyaaa mereka.. 
Rumah yang menyenangkan bukan? Sederhana tapi indah :). Deep bow in gratitude to universe..

PS: 1. foto ruang tamu dan dapur diambil setelah bersih-bersih.
2. Jemuran di balkoni (ntah punya siapa) sudah diangkat, jadi ga disitu lagi. hehe. Balkoni kami juga sudah ditata lebih rapi. Landord menjanjikan kami kursi malas baru untuk balkoni. Kalo sudah datang barangnya baru sekalian update lagi.