Sunday, March 24, 2013

Kekonyolan di Negeri Koko Ala :)

Bukan aju namanya kalo tak mengalami hal konyol di negeri orang. Haha.

Begini ceritanya...

Pena Tak Berujung
Saat membuka rekening, aku mendapatkan souvenir dari bank, salah satunya adalah benda di bawah ini.

Sampai rumah, kukeluarkan benda-benda dari tas, termasuk benda ini. Sekilas terlihat seperti pulpen, jadi kutaruh saja di rak. Sampai satu saat aku membutuhkan pen untuk menulis, aku teringat benda ini. Kuambil dari rak, dan kucoba menarik ujungnya yang ada tangkai itu. Bagaimana pun kutarik, ujungnya tak lepas. Kupikir, "ah! mungkin ini harusnya kuputar." Meskipun memang benda ini tak seperti pen putar. Jadi, wajar saja usaha itu tak membuahkan hasil juga. Kulihat ujung hitam bulat itu, dan kemudian kupikir, "Hm.. mungkin benda ini yang harusnya kutarik, mungkin ujung pen nya ada disebelah sini." Meskipun merasa aneh kenapa tutup pen kog bisa dari karet begitu. Ketika menarik, tampaknya benda ini melekat dengan erat disana, bukan sesuatu yang bisa kulepas.

Lah, lantas, benda apa ini???

Tiba-tiba merasa diri briliant, "Jangan-jangan ini adalah pointer laser!". Aku kembali ke ujung bertangkai itu sambil mencari kemungkinan tombol disana. Kutekan-tekan, tak ada reaksi, jadilah aku menyerah menganggapnya laser. Sempat terpikir aneh juga kenapa kalo laser ujungnya hitam begitu. Alhasil, kugeletakkan saja benda itu di meja dan mengambil pulpen dari tasku.

Siang itu, aku chat dengan seorang teman yang waktu itu membuka rekening bersama. Aku sudah lupa dengan benda itu. Kami membahas indomie, dan kemudian bertanya kepadaku, "kau dapat indomie kemarin dari bank?". Kujawab, "ga ada, aku hanya mendapat sumpitnya doank." Dia tidak dapat sumpit indomie. Dari situ, dia mulai menuliskan souvenir2 yang dia dapatkan dari bank, salah satunya adalah Stylus Iphone/Ipad. Kata ini terdengar asing di telingaku. Jadi aku segera memasukkannya di google images. Dan... Taraaaaaaaa!!! Itulah benda yang dari tadi ku utak-atik itu. Buletan hitam itu yang menghasilkan listrik statis, sehingga jika dipindah-pindah di atas layar, berfungsi seperti jari manusia, terdeteksi dengan baik. Untungnya tidak berhasil kucabut tadi. Huahahaha. Ketika aku memberitahunya bahwa kukira itu pulpen, dia tak sanggup berhenti menertawakanku. Wakakkakakaa. Mene ketehe teknologi canggih itu??? Haha. Terima kasih bank, berkat mu aku mendapatkan pengetahuan baru.

Dayung yang Patah.. 
Kemarin, saat beres-beres rumah, kami membuang benda-benda yang sekiranya tak diperlukan lagi. Banyak benda peninggalan tenant yang dulu, yang masih teronggok di dalam rumah ini. atau benda-benda yang rusak. Nah, pas acara beres-beres itu, temanku mengeluarkan benda seperti di foto di bawah ini (foto di ambil dari google image) untuk dibuang.


Kupikir benda ini sudah rusak, makanya dibuang dia. Dengan polosnya aku bertanya,
"Who did kayaking/rowing? (Emangnya siapa yang di rumah ini yang ikut olahraga dayung?)" Kupikir ini adalah dayung sampan/kayak yang patah.

Serentak seluruh isi rumah tertawa ngakak! "Oh my God! That's Cricket Bat!", kata salah seorang teman. Wakakkaka. Akupun terpaksa ikut ngakak.. Ya ampun!! Dayung dari hongkong!! Haha. Emang mirip kog dayung yang patah.. (teteup kekeuh!) Untuk membenarkan diri, aku mencari gambar dayung di google images.
Dayung dari kayu :)

Mirip ato ngganya, biarlah pemirsa yang menentukannya.. hahaha. *tepokjidatsambilcaritempatngumpet*

Tombol Power yang Menghilang
Pagi ini, aku bangun agak pagi, niatnya mau laundry, sebelum yang lain memakai mesin cucinya. Setelah pilah pilih baju yang mau dicuci, aku pun ke ruangan laundry. Sampai sana, di depanku terdapat benda ini.  (Lagi-lagi benda aneh yang tak kukenali).


Aku membaca semua petunjuk di tiap tombol, tapi aku tak menemukan tombol ON alias tombol powernya dan tombol startnya. Jadilah aku kemudian sibuk mengitari setiap sudut mesin ini, sambil berharap menemukan tombol power dan start. Di depan, di kiri, di kanan, di belakang, tak kutemukan juga. Aku pun kembali ke kamar, meletakkan kembali baju kotorku.

Setelah aga siang, temanku bangun dan aku pun meminta petunjuknya. Ternyata tombol yang paling kanan (paling gede), ditekan masuk dulu, kemudian putar ke pilihan cucian yang kita mau, setelah itu ditarik lagi dan mesin pun beraksi.

Owww.. begitu toh!! Hahaha. Mesin yang pernah kuliat belum ada yang seperti ini. Hehe. Tempat baru, teknologi baru! Mungkin itu namanya, hidup sampai tua, belajar pun sampai tua..

Berasa di Singkawang
Tadi pagi, karena tidak berhasil menggunakan mesin cuci, kuputuskan pergi bersepeda. Hitung-hitung olahraga pagi, sekaligus pemanasan, sebelum bersepeda ke kampus hari Senin nanti. Aku mengambil kunci sepeda kemudian mulailah bersepeda. Awalnya mau pilih jalur yang pendek, hanya puterin gang sebelah. Tapi pas sudah jalan, rasanya terlalu dekat dan tak menantang. Jadi kuputuskan ke arah universitas aza. Belum sampai lampu merah (setengah jalan menuju uni), napasku sudah ngos-ngosan, kuputuskan U-turn di lampu merah dan kembali ke rumah. Suasana jalan seperti di Singkawang. Meluncur ditemani semilir angin, sungguh menyenangkan. Rambut berkibar-kibar, kepala terasa segar. Aku masih tidak menyadari apa yang salah.

Sampai rumah, parkir sepeda, mandi pagi dan sarapan. Saat duduk depan komputer, aku melihat benda aneh di pojok meja. Apa ini? Dua detik kemudian, aku baru ingat, ini kan helm buat sepedaan. ASTAGA!! Aku baru ingat, tadi pagi aku berkeliling dengan sepeda tanpa HELM!! Pantasan berasa kaya Singkawang.. hahahaha. Dalam hati aku berdoa, semoga tidak ada surat tilang yang sampai di kotak pos ku di hari-hari ke depan. Di sini mesti safe-riding, jadi banyak aturan dan mesti pakai helm. Kalau bersepeda terlalu cepat juga bisa didenda.

No comments:

Post a Comment