Jum'at, 22 Maret 2013
Hari ini tidak ke kampus. Aku mendownload beberapa paper dan membacanya di rumah. Ada kerjaan dari Prof ku, cuman karena di kampus belum dapat ruangan, aku belum bisa akses internet disana.
Siang sekitar jam 2 lewat, aku memutuskan ke kampus untuk meminta bantuan temanku untuk print beberapa halaman paper. Lebih enak baca di kertas, daripada dari layar. Aku juga sekalian perlu mengambil sepeda dari kantornya.
Cuaca hari ini terasa sangat panas dan kering. Aku berjalan kaki ke kampus, rasanya hampir pingsan. Perjalanan 29 menit itu pun terasa sangat lama. (yah! karena tau jalan, perjalanan jadi lebih singkat).
Disana, aku mengobrol dengan senior-senior Indo di math, hingga sekitar pukul 6, aku pamit pulang. Aku harus pulang sebelum hari gelap, karena aku baru pertama kali ini membawa sepeda.
Meninggalkan math department, perjalanan begitu lancar. Tanpa mengayuh, sepedaku meluncur hingga halte berikutnya. Aku senang sekali! Jauh lebih cepat dibanding jalan kaki. Tapi dari halte itu menuju lampu merah, perjalanan menanjak yang menyiksa. Sampai lampu merah, meskipun hanya 4 menit, tapi rasanya napas ku sudah mau putus. Dari lampu merah itu, perjalanan kembali nyaman. Aku meluncur dengan lancar hingga jembatan. Dari situ, menanjak sedikit, aku sudah sampai di gang sebelah. Belok kanan disitu, ternyata disitu tantangannya. Norman street ternyata cukup kejam bentuknya. Menanjak, tidak tajam, tapi sepanjang jalan. Aku mengubah ke gigi paling ringan, tapi rasanya aku tak sanggup lagi. Jantung ku hampir berhenti. Susah payah kuselesaikan perjalanan itu dengan kecepatan nol koma nol sekian meter/ detik. Sampai di jalan rumahku sudah enak, aku tinggal meluncur turun dan menanjak untuk sepotong jalan pendek.
Perjalanan memang jadi lebih cepat, hanya 14 menit. Tiba dirumah, nafasku kembang kempis. Badanku basah kuyup. Ntah jalan nya yang memang monster, atau aku yang super cupu staminanya. Aku tak sanggup ngomong dengan siapa-siapa. Aku duduk bengong di balkoni sambil menenangkan diri, seperti anjing dengan lidah terjulur. Wakkaka. Shio sih emang harimau, begitu naik sepeda, jadi kaya anjing. Tidak terbayang hari Senin nanti, karena kalau ke kampus, nanjaknya jauh lebih dahsyat. Kalau pulang kan arah sebaliknya, dan mayoritas menurun jalannya. Belum lagi bawaan di punggung beda beratnya.
Semoga betis dan otot pundak ku cukup kuat..
No comments:
Post a Comment